Kesehatan

Payudara Terlalu Besar Menyebabkan Skoliosis?

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Selasa, 17 Juli 2018
Payudara Terlalu Besar Menyebabkan Skoliosis?
Wanita rentan terkena skoliosis (Foto: Pixabay/melancholiaohotography)

KELAINAN pada tulang belakang ini menyebabkan berbagai gangguan terhadap aktivitas harian. Misalnya penderita jadi sering pegal pada satu sisi tubuh. Gangguan reproduksi sendiri dan kelancaran buang air besar dapat terganggu.

Khusus untuk wanita sendiri, saat masa kehamilan kenyamanan saat mengandung akan terganggu. Selalu timbul nyeri pada bagian tulang belakang. "Bagi wanita, skoliosis backpainnya sangat parah karena hamil," ungkap Labana Simanihuruk, B.Sc, Brace & Rehab Clinician, Selasa (17/7) di Menteng, Jakarta Pusat.

Namun, ada anggapan, bahwa payudara yang terlalu besar menyebabkan wanita terkena skoliosis. Sebab, tubuh harus menopang bobot payudara dan memberikan dampak pada tulang belakang yang menahan. Lalu, apa benar ukuran payudara meningkatkan skoliosis?

Penyebab utama skoliosis adalah faktor keturunan atau dan kebiasaan gaya beraktivitas harian. Tapi, anggapan ukuran payudara menyebabkan skoliosis salah besar. Menurut Labana, tidak ada kaitan ukuran payudara dengan penyebab skoliosis. "Sebesar apapun payudara tidak akan menyebabkan skoliosis," tambahnya.

Ukuran payudara wanita akan terlihat lebih besar saat terkena skoliosis (Foto: Pixabay/WolfBlur)

Akan tetapi, melalui payudara dapat terlihat seorang wanita terkena skoliosis. Dalam hal ini ialah ukuran besar payudara yang tidak seimbang, alias lebih besar sebelah. Hal ini disebabkan karena rotasi yang terjadi pada tulang belakang.

Baca juga: Tak hanya Susu, Makanan ini Juga Baik untuk Tulang

Misalnya, seseorang menderita skoliosis dengan kurva 10 derajat. Otomatis salah satu sisi tubuh akan terlihat lebih maju. Karena itu, payudara pada sisi tubuh yang maju akan terlihat lebih besar secara kasat mata. "Jadi bukan karena ukurannya tapi karena posisi tubuhnya," kata Labana.

Dibandingkan pria, wanita memang lebih rentan terkena skoliosis. Pasalnya, wanita memiliki jumlah otot yang lebih sedikit dari pria. Sehingga saat terjadi pembengkokan pada tulang, pertahanan otot wanita lebih lemah. Dengan mudahnya tulang pun akan membengkok beberapa derajat.

Lakukan pemeriksaan sejak dini (Foto: Pexels/skeeze)

Akan tetapi, jika menjalani olahraga rutin, kekuatan otot semakin kuat. Memang, wanita banyak mengerjakan pekerjaan rumah. Tapi, pekerjaan rumah tangga tidak bisa disamakan dengan olahraga. "Malah pekerjaan rumah tangga itu banyak bungkuknya," ujar Nistriani T.P Kusaly, fisioterapis dari Scoliosis Care.

Ditambahkan pula oleh Nistriani, wanita penderita skoliosis bukan saja mengalami gangguan saat hamil. Sebenarnya wanita sulit untuk hamil karena posisi tubuh yang tidak lurus. Akibatnya saat melakukan hubungan badan posisi tubuh tidak bisa lurus saat berbaring. "Untuk kesuburan wanita pun berpengaruh," tambah Nistriani.

Pun kalau berhasil hamil, masih ada pengaruh lain saat melahirkan. Kurva skoliosis bisa saja semakin bertambah pasca melahirkan. Yang terpenting, menurut Nistriani, ialah mencegah skoliosis semakin parah. Karenanya, amat penting melakukan pemeriksaan sejak dini.

Seseorang dapat dikatakan terkena skoliosis dengan kurva 10 derajat. Namun, jika terdapat kurva satu derajat saja, Nistriani menyarankan agar segera melakukan penanganan. Untuk menanganinya bisa dengan melakukan terapi atau olahraga non kontak fisik. (ikh)

Baca juga: Fakta: Mengetik Dapat Membahayakan Tulang Belakang

#Tulang Belakang
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan