MerahPutih.com - Dalam seminggu perdagangan minyak dunia terus bergejolak akibat pembicaraan tentang embargo minyak Rusia, potensi penambahan pasokan dari Iran, Venezuela dan Uni Emirat Arab serta pertempuran di Ukraina.
Minyak Brent berada di jalur untuk penurunan mingguan sekitar 7,0 persen setelah mencapai tertinggi 14 tahun USD 139,13 per barel. Minyak mentah AS menuju penurunan sekitar 8,0 persen setelah menyentuh tertinggi USD 130,50.
Baca Juga:
Perang Rusia Ukraina Bikin Harga Minyak Dunia Bisa Tembus USD 200 Per Barel
Harga mereda pada minggu ini, setelah menjadi jelas bahwa Uni Eropa, yang sangat bergantung pada energi Rusia, tidak akan bergabung dengan Amerika Serikat dan Inggris dalam melarang impor minyak Rusia.
Rusia, pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi, mengekspor sekitar 3 juta barel per hari minyak mentah ke negara-negara OECD Eropa.
Analis ANZ Research dalam sebuah laporan menegaskan, pasar minyak tidak siap menghadapi guncangan pasokan seperti itu karena persediaan berada di level terendah multi-tahun.
Dalam waktu dekat, kesenjangan pasokan tidak mungkin diisi oleh produksi tambahan dari anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, mengingat Rusia adalah bagian dari pengelompokan tersebut.
"Mereka benar-benar terikat secara politis oleh struktur itu," kata analis Commonwealth Bank, Vivek Dhar.

Selain itu, beberapa produsen OPEC+, termasuk Angola dan Nigeria, telah berjuang untuk memenuhi target produksi mereka, yang semakin membatasi kemampuan grup untuk mengimbangi kehilangan pasokan Rusia.
Commonwealth Bank memperkirakan Brent akan mencapai rata-rata USD 110 pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini, tetapi juga melihat harga berpotensi naik setinggi USD 150 dolar AS dalam jangka pendek.
"Semuanya sangat tidak pasti. Sangat sulit untuk keluar dengan sebuah pandangan," katanya.
Harga minyak berjangka Brent naik tipis 11 sen menjadi diperdagangkan di USD 109,44 per barel pada pukul 01.49 GMT, setelah merosot 1,6 persen di sesi sebelumnya. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS, menguat 46 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 106,48 dolar AS per barel di Jumat (11/3). (Knu)
Baca Juga:
AS dan Eropa Bahas Pelarangan Impor Minyak Rusia