Parpol dan Politisi Berebut Ingin Jadi NU, Saiful Mujani Beber Alasannya

Andika PratamaAndika Pratama - Jumat, 17 Februari 2023
Parpol dan Politisi Berebut Ingin Jadi NU, Saiful Mujani Beber Alasannya

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir di Jakarta, Sabtu (15/10/2022). (ANTARA/Indriani)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Ada banyak partai politik dan politisi Indonesia yang berebut ingin menjadi atau disebut sebagai anggota Nahdlatul Ulama (NU).

Demikian dikatakan ilmuwan politik, Saiful Mujani, dalam program ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Kekuatan Elektoral Nahdlatul Ulama” yang disiarkan melalui SMRC TV, Kamis (16/2).

Baca Juga

Cak Imin, Mahfud dan Khofifah Jadi Tokoh NU Paling Kompetitif untuk Pilpres 2024

Daya tarik NU, menurut Saiful, adalah pada jumlah massa yang dimilikinya. Dia menunjukkan bahwa dalam survei SMRC pada Desember 2022, warga yang mengaku sebagai anggota aktif NU sebanyak 8,6 persen dan mengaku sebagai anggota tapi tidak aktif sebesar 11,7 persen.

"Total warga yang mengaku sebagai anggota NU sebesar 20,3 persen. Sementara yang mengaku sebagai anggota serikat pekerja, buruh, dan tani sebanyak 14,7 persen; Muhammadiyah 3,1 persen; organisasi masjid 22,8 persen; dan majelis taklim sekitar 28,7 persen," kata Saiful.

Saiful menegaskan bahwa daya tarik NU bagi parpol di Indonesia adalah karena organisasi ini memang memiliki massa yang besar. Yang mengaku sebagai anggota formal NU sebesar 20,3 persen atau sekitar 40-an juta warga.

Angka ini, menurut dia, di luar warga yang secara kultural mengikuti praktik ritual keagamaan NU. Kalau kelompok kultural itu digabungkan, maka massa NU akan menjadi lebih besar.

“Kalau dilihat dari data ini, memang NU memiliki nilai elektoral karena dari sisi jumlah sangat besar,” kata penulis buku Muslim Demokrat itu.

Lebih jauh Saiful menjelaskan bahwa bicara tentang hubungan NU dan organisasi lain dengan pemilu, tidak bisa dipisahkan dari pertimbangan mengenai seberapa besar massa dari organisasi tersebut.

Hal lain adalah bahwa organisasi sosial yang cukup besar dan aktif serta dikenal oleh masyarakat selama ini adalah organisasi sosial keagamaan, bukan organisasi lain seperti buruh, tani, atau nelayan.

“Di Indonesia, organisasi berbasis keagamaan lebih kuat dari bentuk-bentuk organisasi lain yang lintas agama. Karena itu, perlu dihitung seberapa besar kekuatan masing-masing organisasi tersebut, termasuk NU,” jelas dia.

Saiful menjelaskan bahwa dalam Pemilu 1955, NU menjadi pemenang nomor tiga. Ketika itu Partai Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) lebih kuat dari NU. Hanya saja, Masyumi sangat heterogen atau terdiri dari banyak kelompok Islam.

Baca Juga

Doa Ketua Dewan Adat Dayak di Harlah 1 Abad NU

Sementara NU homogen dan khas. NU, menurut dia, adalah subkultur Islam di Indonesia yang sangat solid. Sementara Masyumi tidak memiliki basis ormas. Berbeda dengan Masyumi, NU adalah partai dan ormas sekaligus. Antara partai NU dan Ormas NU identik.

Lalu kenapa organisasi keagamaan lebih kuat dibanding organisasi yang memiliki sifat yang umum? Saiful menjelaskan bahwa dilihat dari kelas menengah bawah yang menjadi basis dari organisasi buruh, mestinya jumlahnya lebih banyak.

Namun kenyataannya, partai yang menyuarakan aspirasi buruh dan petani, yakni Partai Komunis Indonesia (PKI), justru tidak mendapatkan suara besar pada Pemilu 1955. Suaranya bahkan di bawah NU.

“Sejarah politik Indonesia, menurut Saiful, lebih berhubungan dengan politik aliran, bukan organisasi yang lebih sekuler atau kelas sosial,” ungkap Saiful.

Peraih doktor ilmu politik dari Ohio State University ini menyatakan bahwa PKI coba membawa sentimen kelas, tapi kalah oleh sentimen aliran. Yang terkuat saat itu adalah Partai Nasional Indonesia (PNI). Dan PNI, lanjut Saiful, tidak terlalu membawa sentimen kelas, yang dominan pada partai ini adalah aliran.

Lebih kuatnya politik aliran, menurut Saiful, yang membuat mengapa organisasi seperti NU lebih kuat dibanding organisasi lain seperti kelompok buruh.

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, tersebut menjelaskan bahwa di zaman Orde Baru, NU dihilangkan peran politiknya. Kekuatan politiknya digembosi oleh Orde Baru karena tahu NU itu besar.

"Kalau politiknya terbuka, berbahaya untuk rezim karena potensial mengancam," ujarnya.

Saiful mengenang bagaimana Gus Dur sadar dengan potensi NU dan kemudian mengerahkan massa sejuta umat. Itu adalah bentuk show of force karena Gus Dur merasa langkah-langkahnya dihalangi. Namun, kata Saiful, mungkin Gus Dur juga kurang menyadari bahwa politik waktu itu adalah otoritarian di mana massa memang tidak terlalu penting untuk ditunjukkan.

Kalau dilihat dari sisi jumlah massa, kata dia, NU sangat signifikan. Satu-satunya partai yang bisa mendapatkan suara sebesar massa NU (sekitar 20 persen) adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Dilihat dari sisi jumlah, NU sangat penting secara elektoral. Ini yang menjelaskan mengapa banyak partai dan tokoh-tokoh politik Indonesia menghitung NU. Semuanya bahkan ingin merasa dekat dan sebagai orang NU,” pungkasnya. (Pon)

Baca Juga

PBNU Menyerukan Salat Gaib Bagi Korban Gempa di Turki dan Suriah

#Nahdlatul Ulama (NU)
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Menag Tegaskan Pemerintah tak Campuri Penunjukan Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU
Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengatakan kehadirannya dalam rapat pleno bukan sebagai pejabat negara, melainkan sebagai Rais Syuriyah NU.
Dwi Astarini - Rabu, 10 Desember 2025
Menag Tegaskan Pemerintah tak Campuri Penunjukan Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU
Indonesia
PBNU Pastikan Keputusan Pleno Final, Ini Amanat Prof Nuh untuk Pj Ketum Zulfa Mustofa
Prof Mohammad Nuh menegaskan rapat pleno PBNU sah dan final menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketua Umum.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 Desember 2025
PBNU Pastikan Keputusan Pleno Final, Ini Amanat Prof Nuh untuk Pj Ketum Zulfa Mustofa
Indonesia
Zulfa Mustofa Resmi Jabat Pj Ketum PBNU, Serukan Khidmah dan Kekompakan Organisasi
Pj Ketum PBNU K.H. Zulfa Mustofa menegaskan pentingnya persatuan NU dan meminta dukungan seluruh jajaran untuk menuntaskan amanah hingga Muktamar mendatang.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 Desember 2025
Zulfa Mustofa Resmi Jabat Pj Ketum PBNU, Serukan Khidmah dan Kekompakan Organisasi
Indonesia
Redakan Konflik Internal PBNU, Zulfa Mustofa Tawarkan Pertemuan dengan Gus Yahya
Zulfa Mustofa telah menawarkan pertemuan dengan Gus Yahya. Hal itu dilakukan demi meredakan konflik internal di PBNU.
Soffi Amira - Rabu, 10 Desember 2025
Redakan Konflik Internal PBNU, Zulfa Mustofa Tawarkan Pertemuan dengan Gus Yahya
Indonesia
Soal Isu Perebutan Kekuasaan di PBNU, Menag: Pemerintah tak Terlibat dalam Urusan Internal
Menteri Agama, Nasaruddin Umar mengatakan, pemerintah tak ikut campur urusan internal PBNU.
Soffi Amira - Rabu, 10 Desember 2025
Soal Isu Perebutan Kekuasaan di PBNU, Menag: Pemerintah tak Terlibat dalam Urusan Internal
Indonesia
Hasil Rapat Sesepuh NU, Ma'ruf Amin Sebut Pemakzulan tak Sesuai AD/ART
Hasil rapat meminta agar polemik yang terjadi di PBNU diselesaikan melalui mekanisme internal.
Dwi Astarini - Selasa, 09 Desember 2025
Hasil Rapat Sesepuh NU, Ma'ruf Amin Sebut Pemakzulan tak Sesuai AD/ART
Indonesia
PBNU Minta Kader tak Gampang Percaya soal Surat Pemecatan Ketum Gus Yahya
PBNU meminta seluruh pihak melakukan verifikasi keaslian surat melalui situs verifikasi-surat.nu.id atau menggunakan Peruri Code Scanner.
Dwi Astarini - Rabu, 26 November 2025
PBNU Minta Kader tak Gampang Percaya soal Surat Pemecatan Ketum Gus Yahya
Indonesia
Mahfud MD Ungkap Akar Kisruh PBNU, Mulai dari Undangan Tokoh Israel hingga Isu Tambang
Mahfud MD mengungkap akar kisruh PBNU yang kini mengalami guncangan. Ia mengungkapkan hal tersebut di kanal YouTube pribadinya.
Soffi Amira - Selasa, 25 November 2025
Mahfud MD Ungkap Akar Kisruh PBNU, Mulai dari Undangan Tokoh Israel hingga Isu Tambang
Indonesia
Dukung Gagasan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, PBNU Soroti Jasa Besar dalam Pembangunan Ekonomi
PBNU mendukung Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Gus Fahrur nilai Soeharto berjasa besar dalam stabilitas nasional dan pembangunan ekonomi Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 06 November 2025
Dukung Gagasan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, PBNU Soroti Jasa Besar dalam Pembangunan Ekonomi
Indonesia
Anak Gus Dur Tegaskan Muktamar Luar Biasa Hanya akan Memecah Belah NU
Yenny berharap siapapun yang mendalangi wacana dan gerakan MLB NU mengurungkan niatnya
Angga Yudha Pratama - Senin, 23 Desember 2024
Anak Gus Dur Tegaskan Muktamar Luar Biasa Hanya akan Memecah Belah NU
Bagikan