Kuliner
Pantiau, Makanan Pembangkit Selera Khas Bangka Kembaran Kwetiau
PROVINSI Kepulauan Bangka Belitung tak cuma terkenal dengan tempat-tempat wisatanya. Negeri Laskar Pelangi ini juga memiliki banyak makanan khas yang sudah terkenal dan pasti dapat memanjakan para pelancong.
Di antara banyak hidangan, kamu patut mencoba makanan bangkitkan selera makan bernama pantiau. Sajian ini mirip kwitiau atau sejenis mie asal Tiongkok yang juga populer di Indoneia ini.
1. Pantiau disajikaan dengan kuah
Kwitiau disajikan dengan cara digoreng, sedangkan pantiau diberi kuah sehingga memiliki cita rasa lebih khas dan mampu membangkitkan selera, apalagi ada rasa ikan didalamnya karena memang disajikan dengan rempah atau bumbu yang dicampur dengan daging ikan yang dihaluskan.
Jika diikuti cara memasaknya, proses pembuatan pantiau tersebut cukup panjang. Namun hasilnya cukup sebanding dengan cita rasa yang akan dinikmati.
Gunadi (57), salah satu pembuat pantiau di Desa Bukit Ketok, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, menceritakan bahwa pantiau merupakan salah satu khas Bangka yang telah diproduksi secara turun temurun.
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Kamu Tertarik Petualangan Susur Gua? Perhatikan Hal-hal Berikut supaya Aman
2. Makanan setengah berat
Budawayan yang juga sejarawan Bangka Belitung, Akhmad Elvian mengatakan, penamaan pantiau itu berasal dari bahasa Hakka, salah satu suku dari etnis Tionghoa yang banyak berdomisili di daerah kepulauan tersebut.
Dalam bahasa Hakka, "pan" berarti setengah, sedangkan "tiau" memiliki arti berat. Sehingga Pantiau mempunyai makna sebagai makanan setengah berat.
"Jadi, karena kategori makanan setengah berat, Pantiau ini bisa juga menjadi makanan pengganti nasi," katanya, seperti dikutip Antara.
Selain dari sagu, dalam pembuatannya, bahan dasar Pantiau bisa juga diolah dari ubi. Sedangkan untuk bumbunya tetap menggunakan olahan daging ikan yang digiling.
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Tempat-tempat Paling Instagrammable yang Membuat Hong Kong Harus Dikunjungi
3. Beda pantaiau dengan lakso
Makanan lain yang hampir menyerupai Pantiau adalah lakso. Namun kuah pantiau berupa air putih, sedangkan kuah Lakso dimasak lagi dengan santan.
Dalam budaya masyarakat Bangka Belitung, Pantiau tersebut sering dihidangkan dalam acara kenduri atau selamatan.
Selama bulan suci Ramadhan, pantiau banyak diperjualbelikan di pasar dan jajanan berbuka puasa, termasuk hidangan saat merayakan Idul Fitri.
"Selain Empek-empek dan Tekwan, pantiau ini sering dihidangkan saat Lebaran," ujar Akhmad Elvian.
4. Resep membuat pantiau
Bahan baku yang sering digunakan adalah sagu, tepung beras, ikan, bawang putih, bawang merah, garam, merica, dan kecap asin yang diolah sekian rupa dengan proses yang yang perlu teratur.
Langkah pertama, sagu diaduk terlebih dulu dengan tepung. Namun campurannya harus pas agar menghadirkan rasa yang tepat, termasuk kekenyalan pantiau.
Contohnya, 1 kg sagu perlu diikuti dengan 0,5 kg tepung beras yang diaduk dengan kadar air yang tepat sehingga adonannya tidak terlalu lembek atau cair.
Setelah mendapatkan ukuran yang pas, adonan sagu dan tepung beras tersebut dimasak dengan cara dikukus dalam loyang dengan ukuran yang tidak terlalu tebal. Untuk ukuran loyang berdiameter 30 cm, hanya dibutuhkan satu gelas adonan sagu dan tepung beras.
Setelah adonannya masak, pantiau yang masih berbentuk bulat itu digantung di kayu yang telah disiapkan untuk menunggu dingin dan kering. Jika adonannya tepat, pantiau tersebut tidak akan patah atau putus karena memiliki kekenyalan tersendiri. (*)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: 3 Jenis Wisata yang Cocok untuk Kamu yang Sedang Hamil