Parenting

Pandemi Pengaruhi 3 Aspek Penting dalam Proses Tumbuh Kembang Anak

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 18 Maret 2022
Pandemi Pengaruhi 3 Aspek Penting dalam Proses Tumbuh Kembang Anak
Pembatasan sosial selama pandemi memengaruhi tumbuh kembang anak. (Foto: Pexels/Kha Ruxury)

SETIAP anak memiliki potensi menjadi anak yang hebat. Supaya si Kecil dapat menjadi anak hebat serta tumbuh dan berkembang secara optimal, orangtua harus membekali si Kecil dengan kemampuan kognitif dan sosial emosional, dengan memberikan stimulasi yang sesuai agar ia memiliki keterampilan yang lengkap serta tumbuh menjadi anak yang pandai, berani, dan baik hati.

Namun, pandemi yang terjadi tiga tahun belakangan ini tentu menjadi fase yang menantang bagi orangtua. Dengan terbatasnya ruang dan gerak, ini tentu menghambat tumbuh kembang si kecil.

Baca juga:

Pola Asuh yang Salah Sebabkan Anak Sering Tantrum

Psikolog Anak dan Keluarga Samanta Elsener, M.Psi menyebut ada tiga aspek perkembangan anak yang bisa terhambat di masa pandemi. Pertama adalah kemampuan motorik. "Saat sedang berkembang, anak harus lari, lompat, dan main lainnya. Kalo biasanya keluar dan distimulasi di luar ini enggak ada," tutur Psikolog Anak dan Keluarga Samanta Elsener, M.Psi dalam acara Langkah Awal Anak Hebat dengan Berbagi kebaikan Bersana Bebelac, Kamis (17/3).

3 Hambatan Tumbuh Kembang Anak di Masa Pandemi
Masa pertumbuhan saatnya anak aktif bergerak dan bersosial. (Foto: Pexels/Artem Beliaikin)

Kedua adalah kemampuan bicara anak. Dirinya menyebut, sebagian besar anak-anak yang dibesarkan di masa pandemi mengalami speech delay.

"Interaksi sama orangnya kurang. Selain itu, orang tua lebih memilih memfasilitasi anak dengan gadget dibandingkan mencari permainan yang mengasah kreativitas. Jadi anak-anak speech delay," ujarnya. Samanta juga menyebut ada fenomena baru yang terjadi di masa pandemi ini, "kalimat pertama anak-anak yang besar di masa pandemi bukan mama atau papa tapi mas... (masker)."

Ketiga, adalah perkembangan sosial emosional. Pembatasan kegiatan selama masa pandemi membuat anak tidak bisa bersosialisasi dengan orang lain selain anggota keluarganya. Hal tersebut tentu memengaruhi emosional si kecil.

Baca juga:

Cara Mendamaikan Anak Tantrum

"Ketika anak ketemu orang asing dia akan merasa cemas. Ada keanehan, awkward. Beberapa cenderung ngumpet di belakang orangtua. Dan harus butuh waktu lama untuk observasi," urai Samanta. Ia menyebut anak yang tumbuh di masa pandemi cenderung menghasilkan karakter negatif. Seperti lebih individualis, egois, cepat bosan, cranky, dan trauma.

3 Hambatan Tumbuh Kembang Anak di Masa Pandemi
Berikan anak kesempatan melakukan berbagai aktivitas selama di rumah. (Foto: Pexels/Cottonbro)

Guna perkembangan optimal ia menyebut orang tua perlu lebih kreatif dalam menciptakan berbagai aktivitas yang juga dapat memberikan stimulasi untuk anak. "Kalau sudah lewat masa golden age, karakternya sudah terbentuk. Susah untuk dibangun," terang Samanta.

Selain lewat stimulasi positif, orang tua bisa memberi contoh hal baik. Anak cenderung meniru kebiasaan baik dari orang dewasa di sekitarnya. "Anak belajar konsep kebaikan itu dari perilaku pengasuh," lanjutnya.

Orangtua juga bisa memberi kesempatan untuk anak melakukan sesuatu. "Anak juga bisa diberi kepercayaan melakukan sesuatu misalnya isi air sendiri. Mereka jadi lebih percaya diri," ucap Samanta. Selain kepercayaan diri, anak yang terbiasa mendapat kesempatan untuk melakukan aktivitas sederhana sejak dini akan memiliki inisiatif tinggi saat dewasa. (avia)

Baca juga:

Berdamai dengan Peran Ganda, Harmonisasi Keluarga dan Karier

#Parenting #Tumbuh Kembang Anak
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul
Bagikan