Pameran Daring LAWAN, Berani Baru Perupa Kota Tua Merespon Pandemi
TIGA orang duduk berjarak di peron stasiun. Seorang perempuan sibuk dengan gawainya, satu penumpang termangu, dan lelaki duduk paling ujung asyik memandang lalu-lalang penumpang. Begitu kereta listrik melansir, tampak empat penumpang bergegas menuju pintu di bawah fasad melengkung bergaya art deco Stasiun Jakarta Kota.
Baca juga: Galeri Nasional Indonesia Membuka Pameran MANIFESTO VII 'PANDEMI' Secara Daring
Pemandangan keseharian di stasiun paling awal komuter tersebut semakin dinamis digubah Susi Neclin, lewat permainan cahaya gelap-terang dan garis tegas verical, pada karya bertajuk STASIUN KOTA. Karya Susi Neclin menggunakan teknik linocut di atas kertas berukuran 90X22 sentimeter tersebut menjadi salah satu di antara karya Komunitas Perupa Kota Tua (KOTA) pada pameran daring bertajuk LAWAN!!! di Galeri Nasional Indonesia, 10 November 2020.
Pameran 28 perupa anggota KOTA menampilkan 35 karya berupa lukisan, grafis, mixed media, mural, fotografi, video arttersebut akan disajikan secara daring melalui laman galnasonline.id.
Tema LAWAN!!! diusung sebagai upaya para perupa merespon situasi terkini nan sebagian besar mengangkat aspek sosial politik, seperti pencarian identitas kultural, merespon era milenial, budaya urban, dan fenomena pandemi Covid-19. “Tepatnya tentang krisis pandemik membuat kita berpikir ulang tentang hal-hal mendasar. Seni, semestinya mampu membuat kita berpikir ulang tentang hal-hal biasanya kita lumrahkan, begitu saja,” kata Heru Hikayat, kurator pameran.
Di samping itu, pameran kali ini juga menjadi ajang bagi para perupa melihat alternatif baru dalam berakarya. “Yang juga menarik dari pameran ini, spirit ‘LAWAN’ juga dikaitkan dengan konteks melawan kemapanan dalam berkarya, khususnya melalui berbagai upaya artistik dan eksplorasi,” kata Citra Smara Dewi, kurator pameran.
Senada dengan Smara Dewi, kurator Pug Warudju, mengingatkan arti penting pameran sebagai geliat perlawanan para perupa KOTA sebagai insan-insan urban untuk berperan aktif dalam rekonstruksi sosial melalui karya seni rupa.
Kebaruan pada pameran, menurut Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto, ditanggapi begitu positif untuk menajamkan wacana serta ekspresi seni dalam mengkritisi fenomena terkini melalui karya-karya seni rupa. “Seni rupa juga bisa menjadi medium untuk merepresentasikan suatu fenomena atau peristiwa, yang tidak hanya untuk kilas balik, namun juga sebagai referensi untuk memunculkan inovasi atau ide-ide baru yang dapat berkontribusi dalam pengembangan sebuah wilayah, dalam hal ini Kota Jakarta. Inilah saatnya para perupa KOTA melalui karya seni rupa menunjukkan perannya dalam membangun Jakarta,” ujarnya. (*)
Baca juga: Unik, Pameran UMKM ini Digelar Secara Virtual dengan Konsep 3 Dimensi