TAK semua tren di media sosial bernilai positif. Banyak juga kok yang malah 'menyesatkan' dan 'meresahkan'. Seperti yang belakangan lagi viral di Tiktok, yakni tantangan pamer saldo ATM lewat struk atau aplikasi uang digital.
Tanpa disadari, tantangan itu bisa menimbulkan dampak buruk secara psikologis bagi masyarakat, terlebih di kondisi sulit masa pandemi ini.
“Ada orang yang dapat menerima tren tersebut dengan reaksi biasa saja, ada yang menjadi terbebani, ada yang menjadi irit atau bahkan tertekan,” kata psikolog Kasandra Putranto dari Universitas Indonesia, dikutip ANTARA.
Menurutnya, fenomena itu ramah di media sosial akibat ulah sebagian masyarakat yang berlomba-lomba mengejar ketenaran dan keberuntungan. Tekanan akibat pembatasan aktivitas sosial secara fisik, termasuk work from home menjadi salah satu faktor kemunculan tren-tren baru di masyarakat. Salah satunya konten pamer saldo ATM yang sedang viral di TikTok.
Baca juga:

“Pada dasarnya di masa kini, semua orang berlomba-lomba mengejar fame and fortune. Berbagai upaya dimaksimalkan untuk menggapai cita-cita tersebut di era digital ini,” katanya.
Risiko yang dialami masyarakat akibat tren itu, lanjut Kasandra, bermacam-macam tergantung dari kondisi psikologis setiap orang. Namun yang jelas, tren itu bisa menimbulkan berbagai efek bagi masyarakat.
Menurut Kasandra, media sosial dan aktivitas di dalamnya sangat berdampak besar bagi kesehatan mental seseorang.
“Sekarang muncul fenomena adiksi medsos yang membuat seseorang terganggu fungsi kehidupannya, sehingga lalai melakukan hal-hal penting dalam hidupnya,” jelas Kasandra.
Baca juga:

“Serba instan, ingin segera memperoleh apa yang diinginkan, bahkan banyak kejahatan mengintai di balik media sosial. Mulai dari kekerasan (fisik), kekerasan seksual, penipuan, perampokan, judi online, sampai ancaman pembunuhan,” lanjutnya.
Ia menegaskan beraktivitas di media sosial secara berlebihan dan bukan untuk hal-hal positif, bisa menimbulkan dampak buruk psikologis. Banyak dari sebagian masyarakat yang merasa stres akibat terlalu banyak terpapar medsos.
Itulah mengapa bermain media sosial harus dibatasi. Jika sudah sampai merasa stres, Kasandra menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan psikolog klinis atau psikiater.
Ia juga mengingatkan kreator yang terlibat dalam pamer saldo ATM untuk tetap membayar pajak penghasilan yang diperoleh.
“Jangan lupa pamer saldo bakal dikejar Ditjen Pajak loh ya. Jangan lupa lapor pajak untuk setiap penghasilan yang diperoleh karena pajak digunakan untuk membangun negeri,” tutupnya. (and)
Baca juga:
Penyidik Korek Aliran Dana Cleaning Service Kejagung yang Diduga Bersaldo Ratusan Juta