MerahPutih.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan adanya kenaikan harga tiket masuk bagi yang ingin naik ke Candi Borobudur menjadi Rp 750.000 untuk wisatawan nusantara (wisnus) dan USD 100 untuk wisatawan mancanegara (wisman).
Sementara, untuk harga tiket masuk ke kawasan Candi Borobudur akan tetap sama, Rp 50 ribu untuk wisnus, dan USD 25 untuk wisman.
Baca Juga:
Menanggapi kenaikan tiket Borobudur tersebut, pengamat pariwisata sekaligus Kepala Program Studi D3 Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Deria Adi Wijaya mengatakan, kenaikan harga tiket ini karena pemerintah ingin melakukan pembatasan jumlah kunjungan.
"Dalam konsep pariwisata kenaikan harga memang harus dilakukan. Karena dalam berwisata dikenal dengan adanya konsep daya dukung lingkungan dari suatu objek wisata," ujar Adi, Selasa (7/6).
Dikatakannya, kalau tidak ada pembatasan pengunjung naik ke Candi Borobudur daya dukung lingkungannya pasti akan rusak. Dimana, bebatuan kuno mengalami korosi, juga aksi vandalisme dari pengunjung yang kurang bertanggung jawab.
"Pengunjung perlu diedukasi bahwa perspektif pariwisata sekarang sudah bergeser, yang tadinya menggunakan wisata massal, tetapi sekarang wisata minat khusus," tegas dia.
Selain itu, di luar negeri pun pengembangan wisata memang sudah mengarah kepada wisata minat khusus. Dimana, tak lagi menekankan pada kuantitas jumlah kunjungan, tetapi lebih kepada kualitas kunjungan itu sendiri.
Baca Juga:
"Karena dengan semakin eksklusif jumlah kunjungan, otomatis kualitas yang didapat dari wisatawan juga bertambah. Baik kualitas dari segi edukasi serta kualitas pengalaman berwisata menjadi jauh lebih baik," papar dia.
Menurutnya, menaikkan harga menjadi strategi pemerintah sebagai pengelola taman wisata Candi Borobudur untuk menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara.
Menaikkan harga sebagai strategi untuk membatasi jumlah kunjungan sebanyak 1.200 orang per hari bagi yang ingin naik ke Candi Borobudur.
"Saya rasa hal yang sangat wajar untuk menaikkan. Cuman mungkin kaitannya dengan nominal, jangan terlalu tinggi," kata dia.
Ia menambahkan, dalam menentukan tarif, setidaknya juga mempertimbangkan aspek kualitas wisata pengunjung. Dengan demikian, setelah mengunjungi Candi Borobudur, wawasan bisa bertambah, pengetahuan tentang objek wisata bertambah, dan kualitas dari pengalaman berwisata juga menjadi lebih baik.
"Kami berharap soal harga bisa dipertimbangkan kembali oleh pemerintah. Jangan sampai wisatawan merasa antipati untuk berkunjung ke Candi Borobudur karena melihat harga yang terlalu mahal," pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Kenaikan Tiket Borobudur Dikhawatirkan Perlambat Pemulihan Ekonomi Sektor Pariwisata