MerahPutih.com - Tingkat polusi udara di Jakarta menjadi perhatian akhir-akhir ini. Pada Senin (20/6) dan Selasa (21/6), kualitas udara ibu kota menjadi yang terburuk di dunia versi lembaga data kualitas udara IQ Air.
Pakar tata kota Universitas Trisakti Nirwono Yogaharus mengatakan, persoalan polusi udara harus menjadi perhatian Pemerintah DKI Jakarta.
"Polusi udara harus menjadi program prioritas seperti banjir yang harus segera ditangani Pemprov DKI. Dengan demikian, seluruh kebijakan dan kegiatan pembangunan harus bertujuan untuk mengurangi polusi udara," kata Nirwono Yoga saat di hubungi, Selasa (21/6).
Baca Juga:
Lagi, 2 Hari Berturut Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia
Yoga juga meminta Pemerintah DKI untuk mendorong masyarakat agar mau memakai transportasi umum ketimbang membawa kendaraan pribadi untuk bepergian jarak sedang maupun jauh.
"Serta berjalan kaki di trotoar dan bersepeda di jalur sepeda untuk jarak dekat," sarannya.
Diketahui, dalam dua hari ini, Jakarta disematkan menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Hari ini Selasa (21/6) pagi pukul 08.00 WIB, tercatat indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 158 atau masuk kategori tidak sehat.
Konsentrasi PM2.5 atau partikel udara berukuran lebih kecil dari 2,5 mikronmeter di udara Jakarta berada di angka 68,5 µg/m3.
Baca Juga:
Sejumlah Upaya Pemprov DKI Memperbaiki Kualitas Udara Jakarta
Lalu, pada Senin kemarin, lembaga data kualitas udara IQ Air menempatkan Jakarta sebagai kota paling berpolusi dengan indeks kualitas udara menduduki angka 173 atau kategori tidak sehat.
Karena Konsentrasi PM2.5 di Jakarta berada pada angka 136,9 gram per meter kubik. (Asp)
Baca Juga:
Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, PSI Minta Pemprov Perbanyak Uji Emisi Gratis