MILIARDER Elon Musk pernah menggunakannya dan memuji obat yang membuatnya mengalami penurunan berat badan drastis. Diberitakan pula bahwa banyak selebritas menggunakannya untuk tetap langsing.
TikTok pun penuh dengan influencer yang memamerkan foto mereka sebelum dan sesudah penurunan berat badan yang mengejutkan karena mengonsumsi obat itu.
Ozempic merupakan merk dagang obat yang disebut semaglutide. Pada 2017 obat ini mendapatkan izin penggunaan untuk mengobati diabetes tipe 2. Tahun lalu, ada satu lagi obat yang disetujui untuk menurunkan berat badan, Wegovy.
Banyaknya testimoni penurunan berat badan berat dua obat itu telah membuat stoknya habis di mana-mana, demikian menurut Food and Drug Administration (FDA) AS. Pihak FDA memperkirakan kekurangan obat ini akan berlangsung selama beberapa bulan sehingga dapat menimbulkan kekhawatiran di antara pasien diabetes yang mengandalkan Ozempic untuk membantu mengontrol gula darah mereka.
Para ahli memperingatkan bahwa penting untuk dipahami bahwa Ozempic dan Wegovy bukanlah obat ajaib, dan ada risiko untuk jika menggunakannya di luar tujuan penggunaannya.
Baca Juga:
Mengenal Lebih Jauh Khasiat Minyak Biji Meadowfoam bagi Kulit

Fungsi awal obat
Semaglutide membantu menurunkan gula darah dengan meniru hormon yang secara alami dikeluarkan saat makanan dikonsumsi, demikian menurut asisten profesor Ariana Chao di University of Pennsylvania School of Nursing dan direktur medis di Center for Weight and Eating Disorders.
Obat ini, diberikan melalui suntikan, membantu orang merasa kenyang lebih lama, membantu mengatur nafsu makan, dan mengurangi rasa lapar dan keinginan makan.
Ada permintaan yang signifikan untuk obat tersebut. Pada 2019, lebih dari 11 persen populasi didiagnosis menderita diabetes, sementara lebih dari empat dari sepuluh orang dewasa tergolong obesitas pada 2020.
Chao mengatakan bahwa pasien dengan diabetes tipe 2 sering mengalami gangguan insulin. Hormon yang membantu memecah makanan dan mengubahnya menjadi bahan bakar yang dapat digunakan tubuh. Semaglutide memberi sinyal pada pankreas untuk membuat lebih banyak insulin dan menurunkan glukagon, yang membantu mengontrol kadar gula darah.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan. Tetapi para ahli menunjukkan bahwa Ozempic belum disetujui untuk tujuan tersebut. Sementara, semaglutide pada dosis yang lebih tinggi yaitu Wegovy, telah disetujui penggunaannya untuk penanganan obesitas.
Wegovy adalah obat pertama sejak 2014 yang disetujui untuk manajemen berat badan kronis. Perbedaan antara kedua obat tersebut adalah Wegovy diberikan dengan dosis semaglutide yang lebih tinggi daripada Ozempic.
Uji klinis Wegovy menunjukkan lebih banyak penurunan berat badan. Tetapi menurut Chao, sebenarnya hanya perbaikan yang sedikit lebih banyak dalam kontrol glikemik dibandingkan dengan Ozempic.
FDA melihat Ozempic dan Wegovy sebagai dua obat berbeda untuk kegunaan berbeda. Ozempic untuk menangani diabetes, sementara Wegovy yang merupakan obat semaglutide dosis tinggi memang untuk obesitas.
Itulah mengapa beberapa penyedia medis menggunakan dua dosis secara bergantian. Karena obesitas dan diabetes tipe 2 punya hubungan yang erat. Obesitas adalah faktor risiko utama untuk mengembangkan diabetes tipe 2.
Baca Juga:
Intrusive Thoughts, Pikiran Acak yang Bisa Membahayakan Diri

Apa saja risikonya?
Seperti setiap obat, ada efek samping yang ditimbulkan. Menurut Chao, efek samping yang paling umum adalah masalah gastrointestinal, seperti mual, sembelit, dan diare, dan lebih jarang, pankreatitis, penyakit kandung empedu, dan retinopati diabetik.
Obat-obatan ini telah dipelajari secara ekstensif, tetapi karena obat ini baru mendapatkan izin penggunaan, para peneliti masih belum tahu apa efek dari konsumsi dalam jangka panjang.
Penelitian lebih lanjut dapat memberikan pemahaman lebih pasti mengenai yang terjadi ketika orang berhenti minum obat tersebut, yang mungkin terpaksa dilakukan oleh banyak orang di tengah kekurangan stok saat ini.
Penelitian menunjukkan bahwa menghentikan penggunaan obat ini dapat menyebabkan berat badan pasien kembali naik, terutama jika mereka tidak melakukan perubahan gaya hidup.
"Di hampir semua studi penurunan berat badan, itu sangat tergantung pada fondasi kamu," kata ahli endokrin Sun Kim dari Stanford.
“Upaya perubahan gaya hidup akan menentukan berapa banyak berat badan yang kamu turunkan. Jika kamu memiliki fondasi seperti makanan, olahraga, dan tidur, kamu akan melakukannya dengan baik,” ujarnya.
Jika tidak, berat badan kamu mungkin akan kembali naik hingga 20 persen dari berat badan yang hilang per tahun. (aru)
Baca Juga: