SIAP untuk sedikit stimulasi otak non-invasif untuk meningkatkan daya ingat? Stimulasi ini dapat membantumu meningkatkan performa ketika rapat di kantor atau ketika menghadapi ujian. Suatu hari sains mungkin dapat menawarkan perawatan seperti itu, demikian menurut penelitian baru.
Mengirim arus listrik ke dua bagian otak yang dikenal untuk menyimpan dan mengingat informasi secara sederhana meningkatkan daya ingatan terhadap kata-kata pada orang di atas 65 tahun. Demikian sebuah studi oleh tim di Universitas Boston yang diterbitkan Senin (22/8) di Nature Neuroscience.
Baca Juga:
Apa itu dan Dampak Gegar Otak Seperti yang Dialami Marc Marquez

"Apakah perbaikan ini akan terjadi untuk ingatan sehari-hari, bukan hanya untuk kosa kata, masih harus diuji," kata profesor neurologi dan ilmu saraf kognitif Masud Husain di Universitas Oxford, Inggris yang menanggapi penelitian itu.
Penelitian itu memberikan bukti penting bahwa merangsang otak dengan sejumlah kecil arus listrik aman dan juga dapat meningkatkan daya ingat, kata Direktur Alzheimer's Prevention Clinic di Center for Brain Health Schmidt College of Medicine, Florida Atlantic University, AS.
Perbaikan paling menonjol, kata ahli saraf Rudy Tanzi, terjadi pada orang-orang dalam penelitian dengan ingatan paling buruk yang akan dianggap memiliki gangguan kognitif ringan. Profesor neurologi di Harvard Medical School itu tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
"Ada efek yang tampaknya menguntungkan pada ingatan kata langsung pada mereka yang memiliki gangguan kognitif ringan," kata Tanzi, yang juga direktur unit penelitian genetika dan penuaan di Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston, AS seperti diberitakan CNN.
"Temuan awal namun menjanjikan ini memerlukan eksplorasi lebih lanjut tentang penggunaan pendekatan bioelektronik untuk gangguan seperti penyakit Alzheimer," tambahnya.
Baca Juga:

Meningkatkan perubahan otak
Para ilmuwan dulu berpikir bahwa pada titik tertentu di awal masa dewasa, otak telah selesai terbentuk, tidak dapat tumbuh atau berubah. Saat ini, telah dipahami secara luas bahwa otak memiliki kemampuan plastisitas (kemampuan untuk mengatur ulang struktur, fungsi, atau koneksinya) sepanjang hidup.
Stimulasi arus bolak-balik transkranial, atau tACS, berupaya meningkatkan fungsi otak dengan perangkat yang menerapkan arus listrik seperti gelombang ke area tertentu di otak melalui elektroda di kulit kepala. Gelombang listrik dapat meniru atau mengubah aktivitas gelombang otak untuk merangsang pertumbuhan dan diharapkan mengubah jaringan saraf otak.
Versi alternatif yang menggunakan medan magnet, yang disebut stimulasi magnetik transkranial, atau TMS, disetujui oleh Food and Drug Administration AS untuk mengobati depresi.
"Saya percaya ini adalah masa depan intervensi neurologis, untuk membantu memperkuat jaringan di otak kita yang mungkin gagal," kata profesor klinis neurologi dan psikiatri di Zucker School of Medicine Dr. Gayatri Devi, di Hofstra/Northwell University di New York. Dia tidak terlibat dalam studi itu.
“Selain itu, pengobatan dapat disesuaikan untuk setiap orang, berdasarkan kekuatan dan kelemahan individu itu, sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh farmakoterapi,” kata Devi.
Dalam temuan baru tersebut, sel-sel otak diaktifkan pada titik waktu tertentu, dan itu ditentukan oleh frekuensi stimulasi (listrik), demikian dijelaskan rekan penulis studi, mahasiswa postdoctoral di otak, perilaku dan kognisi Shrey Grover di Universitas Boston.
"Konsekuensi dari perubahan waktu di mana sel-sel otak diaktifkan adalah menginduksi proses plastisitas ini. Plastisitas inilah yang memungkinkan efek untuk dibawa ke depan dalam waktu bahkan ketika stimulasi telah berakhir," demikian Shrey Grover. (aru)
Baca Juga:
Konsumsi 4 Makanan ini Setiap Hari Untuk Mempertajam dan Meningkatkan Kesehatan Otak