Orang Ingin Bunuh Diri Karena Hal Ini

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 11 September 2020
Orang Ingin Bunuh Diri Karena Hal Ini
Depresi dan penyakit mental lainnya bisa memicu keinginan bunuh diri. (Foto: Pexels/Pixabay)

GAGASAN bunuh diri biasanya muncul pada mereka yang memiliki kerentanan pada mentalnya. Orang-orang yang punya riwayat depresi atau penyakit mental lainnya berpotensi lebih besar ingin bunuh diri.

Suicidologist Indonesia, Benny Prawira M.Psi menuturkan kerentanan seseorang tidak dipengaruhi oleh seberapa besar masalah yang ia hadapi. Sebaliknya, tiga faktor yakni biologis, psikologis dan sosial lah yang dapat mempengaruhi seseorang ingin bunuh diri.

Baca juga:

3 Kata yang Kerap Diucapkan Orang yang Ingin Bunuh Diri

Faktor biologis misalnya kebiasaan mengonsumsi zat yang bisa mengurangi kesadarannya sehingga ia tak ragu melakukan hal di luar akal sehatnya seperti bunuh diri. "Bisa saja individu sudah punya keinginan bunuh diri sejak lama, dan saat mabuk, kesadarannya makin berkurang sehingga dia sulit atur perilakunya dan impulsif lakukan bunuh diri," urai Benny.

Lingkungan sekitar juga dapat menimbulkan keinginan bunuh diri. Mereka yang menjadi korban persekusi, kesepian serta tak mendapat dukungan dari keluarga juga memicu keinginan bunuh diri. "Individu merasa hidup tak menyenangkan dan bisa diakhiri dengan kematian," ucap Benny.

Tak mendapat dukungan keluarga juga memicu keinginan bunuh diri. (Foto: Pixabay/Free Photos)

Dirinya melanjutkan, kondisi akan berbeda jika korban persekusi masih mendapat dukungan dan perlindungan dari keluarga. Dukungan tersebut kata Benny membuat mereka merasa aman dan tak sendiri.

Adapun dari faktor usia, Benny mengatakan semua usia memiliki kerentanan masing-masing. Namun usia remaja menjadi fokus utama karena riset menunjukkan angka kematian kedua tertinggi pada remaja di seluruh dunia disebabkan oleh bunuh diri. "Penyebab terbesar kematian karena bunuh diri pada remaja yakni pola asuh yang otoriter atau abusive," tutur Benny.

Dari ketiga faktor tersebut, pencegahan yang bisa dilakukan yakni dengan membuat safety planning yang tepat. "Coba pancing. Beri dia kesempatan untuk cerita. Bisa jadi mereka sebenarnya ingin cerita tetapi malu," ujarnya.

Baca juga:

Waspadai Copycat Suicide, Bunuh Diri Dipicu Figur Publik Dunia

Sebelum ia tuntas bercerita, hindari berbagai asumsi. Kita baru bisa menarik sebuah kesimpulan usai dia menceritakan seluruh problematika yang menghimpitnya. Dari cerita pula, kita bisa melihat apakah ada sejumlah tanda-tanda bunuh diri pada mereka.

Beri kesempatan orang yang ingin bunuh diri bercerita. (Foto: Pixabay/Skeeze)

Pastikan kita benar-benar hadir saat ia hendak bercerita. "Saat kita menunjukkan empati, dia tahu emosinya ditangkap dengan baik. Itu bisa meringankan bebannya. Syukur kalau sampai pikiran bunuh diri tersebut lenyap," imbuhnya.

Selanjutnya, coba untuk menginformasikan ke pihak keluarga. Jika ada indikasi ia mendapat kekerasan dari pihak keluarga, beri pemahaman pada keluarganya untuk tidak lagi menerapkan pola asuh otoriter.

Pastikan juga kita meminta bantuan tenaga profesional seperti psikiater atau psikolog untuk mendampingi mereka. Dengan bantuan dari ahlinya, diharapkan kondisi individu yang bersangkutan akan pulih. (avia)

Baca juga:

7 Langkah Bijak Jauhkan Pikiran Bunuh Diri

*Depresi jangan dianggap enteng. Jika Anda pernah memikirkan atau merasakan tendensi bunuh diri, mengalami krisis emosional, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

#Bunuh Diri
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul
Bagikan