MerahPutih.com - Operasi Patuh Jaya 2020 yang diadakan Polri mengundang kritikan. Sebab, kegiatan menertibkan pengendara yang bandel itu tak efektif menekan angka pelanggaran lalu lintas.
Pengamat transportasi Edison Siahaan menilai, operasi tersebut sudah dilaksanakan bertahun-tahun, tetapi tidak memberikan dampak apapun terhadap upaya mewujudkan Kamseltibcarlantas.
Baca Juga
1.807 Polantas Dikerahkan di 56 Titik di Jakarta, Incar Pengendara Bandel
"Justru membuat masyarakat takut dan bergetar saat mengetahui Polri akan menggelar operasi," jelas Edison kepada MerahPutih.com di Jakarta, Kamis (23/7).
Data empiris menunjukkan, operasi-operasi yang digelar Korps Lantas Polri tidak dapat meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat.
Edison menyebut, kegiatan itu belum bisa diharapkan untuk membangun dan meningkatkan kualitas ketaatan masyarakat mematuhi rambu serta aturan lalu lintas.
"Seharusnya Polri melakukan evaluasi,apakah masih perlu menggelar operasi bahkan menjadwalkannya menjadi kegiatan rutin setiap tahun," ujar Ketua Indonesia Traffic Watch (ITW)

Apalagi masyarakat tidak mendapatkan alasan kuat dari Polri untuk tetap menggelar operasi. "Apakah karena ada situasi yang mendesak, atau potensi ancaman yang luar biasa, semuanya hanya keinginan Polri untuk tetap menggelar operasi Patuh dan Simpatik maupun Zebra," imbuh Edison.
Edison mengingatkan agar Polri tidak ngotot dan euforia untuk tetap menggelar operasi-operasi bahkan menjadwalkannya setiap tahun. Meskipun sudah mengetahui tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya mewujudkan Kamseltibcarlantas.
"Agar tidak memicu tanda tanya dan dugaan bahkan tudingan miring terhadap Polri," terang dia.
Edison menyebut, kegiatan ini minim pengawasan sehingga potensi terjadinya dugaan penyelewengan seperti penggunaan "papan plang" yang telah digunakan tahun sebelumnya. Fakta-fakta papan plang oplosan itu tidak terlalu sulit ditemukan di daerah-daerah.
"Publik juga menduga alasan operasi tetap digelar hanya untuk mendulang rupiah untuk memenuhi pundi-pundi pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari uang denda tilang," sebut dia.
Selain menjawab pertanyaan publik tersebut, Polri juga hendaknya tetap memelihara agar kepercayaan masyarakat kepada Polri tidak tergerus, hanya karena tetap ngotot menggelar operasi yang sejatinya dapat dilakukan oleh aparat Polantas saat menjalankan tugas rutin sehari-hari.
Edison menyarankan, Polri khususnya Korps Lantas memprioritaskan kegiatan-kegiataan yang dapat membangun kesadaran masyarakat untuk menjadikan keselamatan berlalu lintas sebagai kebutuhan yang wajib dilakukan.
Ia berpendapat, untuk mewujudkan Kamseltibcarlantas tidak harus dengan menggelar operasi. Kesadaran tertib berlalu lintas dan ketaatan masyarakat terhadap aturan akan terbangun dan meningkat, bila penegakan hukum dilakukan secara konsisten.
Tentu oleh aparat yang profesional. Disertai dengan sosialisasi secara massif ke komunitas-komunitas hingga seluruh lapisan masyarakat.
"Sosialisasi dilakukan secara terus menerus hingga menumbuhkan kasadaran masyarakat untuk menjadikan keselamatan berlalu lintas sebagai kebutuhan yang wajib dilakukan," ungkap Edison.
Baca Juga
Lalu, memastikan seluruh aparat Polantas dilapangan secara konsisten melakukan penegakan hukum sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku.
"Tidak lupa juga membangun koordinasi yang bersinergi dengan instansi lainnya. Agar setiap kebijakan tidak menimbulkan perbedaan sikap dan tindakan dilapangan," tutup Edison. (Knu)