MerahPutih.com - Masa tugas Operasi Satgas Nemangkawi telah selesai. Polri lantas membentuk Operasi Damai Cartenz dengan target pembinaan kepada orang asli Papua (OAP) dimulai 17 Januari 2022.
Operasi Damai Cartenz melibatkan sebanyak 1.925 personel gabungan TNI-Polri. Terdiri dari 1.824 anggota Polri dan 101 anggota TNI.
Dari 1.824 personel Polri, 528 di antaranya berasal dari Polda Papua dan 1.296 orang dari Mabes Polri.
Baca Juga:
Operasi Pemburuan KKB Satgas Nemangkawi Berganti Nama Jadi Damai Cartenz
Asiten Operasi Kapolri Irjen Agung Setya mengatakan, Operasi Damai Cartenz sesuai dengan amanat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9/2020.
Dalam instruksi tersebut, Presiden Jokowi meminta Kapolri mempercepat pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat.
Menurut Agung, tertuang arahan kepada Kapolri untuk mendukung keamanan dan ketertiban di lima daerah. Di antaranya Kabupaten Intan Jaya, Nduga, Puncak Jaya, Yahukimo, dan Pegunungan Bintang.
Ada juga upaya pemerintah daerah itu dapat memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat.
"Kenapa disebut Damai Cartenz, karena kami ingin membuat kedamaian di daerah-daerah Pegunungan Cartenz yang diselimuti salju abadi. Kami berharap damainya juga damai yang abadi," kata Agung, Jumat (21/1).
Dalam operasi ini, Agung menyebut Polri akan mengedepankan upaya-upaya menyejahterakan masyarakat.
Pendekatan ini tentunya dengan problem solving atas beberapa masalah warga.
Sehingga program-program Polri sebelumnya yang terdahulu dan sudah berjalan seperti Bimas Noken dan Polisi Pi Ajar akan diteruskan.
Agung yang juga Alumni AKPOL 1988 ini menyebut, anggota yang diterjunkan di sana juga dibekali dengan berbagai keterampilan agar dapat menjadi problem solver atau pemecah masalah.
"Dengan keterampilan yang ada, mereka mampu mengangkat perekonomian masyarakat di sana," tambah mantan Kapolda Riau ini.
Baca Juga:
Anggota Brimob Keserempet Peluru, Kontak Tembak KKB-Satgas Nemangkawi Tak Terelakkan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebutkan bahwa Operasi Damai Cartenz akan dilakukan di lima wilayah rawan konflik.
Kelima daerah itu yakni Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Nduga, Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Puncak Ilaga.
Sementara, Operasi lainnya, Rasaka Cartenz akan dilakukan di 23 wilayah yang dinilai tak rawan kasus-kasus kekerasan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Sebaran 23 wilayah yang menggelar Operasi Rasaka Cartenz itu yakni Polres Jayapura Kota, Polres Jayawijaya, Polres Jayapura, Polres Mimika, Polres Nabire/Kabupaten Dogiyai, Polres Merauke, Polres Biak Numfor, Polres Kepulauan Yapen, Polres Keerom, Polres Waropen, Polres Paniai.
Polres Boven Digoel, Polres Mappi, Polres Sarmi, Polres Supiori, Polres Tolikara, Polres Asmat, Polres Lanny Jaya, Polres Mamberamo Raya, Polres Mamberamo Tengah, Polres Puncak Jaya, Polres Yalimo, dan Polres Deiyai.
Ramadhan menekankan bahwa pihak kepolisian mencoba untuk menghilangkan kekerasan yang terjadi di Papua.
"Artinya, kami menjaga situasi kamtibmas dengan pendekatan yang lebih soft," tambahnya.
Sebagai informasi, KKB merupakan sebutan aparat bagi kelompok separatis yang tergabung dalam Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPPB-OPM) dan kerap terlibat kontak senjata dengan aparat.
Namun, kontak senjata antara KKB dengan polisi masih sempat terjadi pada Senin (17/1) pagi di wilayah Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang setelah rencana itu diumumkan ke publik.
Dalam peristiwa itu, seorang anggota Brimob bernama Bharatu Bachtiar terserempet peluru di bagian punggung dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. (Knu)
Baca Juga:
Polri Sebut Kontak Tembak dengan KKB untuk Melindungi Diri, Bukan Memerangi