MerahPutih.com - Omzet pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Bandung mengalami peningkatan setelah dihantam pandemi COVID-19. Diketahui, ada UMKM yang meraih omzet mencapai Rp 34,5 miliar atau naik 54 persen.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Kota Bandung, Atet Dedi Handiman menyebut, dari 1200 pelaku UMKM yang telah mendapatkan pembinaan, sebanyak 660 UMKM mendapatkan kenaikan omzet yang signifikan.
Baca Juga:
UMKM Award 2022 dari Pemkot Bandung, Bentuk Pengembangan Usaha Kecil Menengah
"Terdapat 660 pelaku usaha tesebut mendapatkan kenaikan omzet rata-tata 54 persen. Total omzet sebelum pendampingan mencapai Rp 16,7 miliar. Setelah pendampingan total omzet sebesar Rp 34,5 miliar," kata Atet.
Atet mengatakan, UMKM kuliner menjadi jenis usaha yang mendominasi kenaikan omzet terbesar yaitu rata-rata 67 persen atau Rp 12,3 miliar.
"Bahkan ada beberapa UMKM yang telah naik kelas dengan omzet tertinggi. Jamu Bandung omzetnya mencapai Rp 2,5 miliar per tahun," katanya.
Ia mengatakan, para pelaku UMKM mendapatkan pelatihan dan pendampingan memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan akses pasar.
Selain itu, ada pula bimbingan legalitas usaha, konsultasi pengembangan usaha, sertifikasi halal gratis, HAKI, desain kemasan dan logo, hingga layanan fasilitasi akses permodalan.
Sampai saat ini, Diskop UKM telah membina lebih dari 9.104 pelaku usaha. Atet berharap semakin banyak UMKM yang mencatatkan kenaikan omzet.
Untuk UMKM yang telah naik kelas selanjutnya, kata Atet, akan dilakukan bimbingan lanjutan untuk untuk menembus pasar ekspor.
"Selanjutnya UMKM akan terus kita bimbing untuk go ekspor. Harapannya, agar pelaku UMKM bisa mengetahui pasar dan melakukan ekspor berbagai produk yang diproduksinya," kata Atet. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
DPRD Nilai Dinas PPKUKM DKI Belum Serius dalam Pembinaan UMKM