MerahPutih.com - Sembilan hari pasca penerapan Malioboro bebas kendaraan, para pedagang kaki lima serta pemilik usaha mengeluhkan penurunan omzet. Jualan mereka menurun lantaran kawasan Malioboro sepi pengunjung.
Salah satu pedagang makanan di salah satu kios, Rini mengatakan, omzetnya anjlok hampir 95 persen. Sebelum pemberlakuan Malioboro bebas kendaraan dalam sehari ia mampu meraup omzet sampai sejuta.
"Tapi setelah kendaraan gaboleh melintas di sini sepi sekali. Seperti awal pandemi. Saya hanya dapat Rp100 ribu," kata dia di Yogyakarta, Jumat (13/11).
Baca Juga:
Malioboro Bebas Kendaraan Awal November, ini Rekayasa Lalu Lintas
Padahal Rini harus membayar gaji sejumlah karyawan. Ia tidak tega jika harus merumahkan karyawan. Iapun putar otak dengan menerapkan shift masuk karyawan bergantian.
"Saya juga mengurangi jumlah makanan biar nggak banyak dibuang. Biasanya nyiapin bisa untuk ratusan porsi sekarang cuman nggak nyampe puluhan," kata dia.

Dia berharap pemerintah bisa mengkaji kembali dan merubah jam operational. Pelarangan kendaraan bermotor tidak setiap hari. Namun hanya hari tertentu atau hanya beberapa jam saja.
Senada, Ketua Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Malioboro hingga Ahmad Yani (Pelmani) Slamet mengungkapkan hal yang sama. Omzet baik PKL maupun toko menurun drastis sampai 70 persenan.
"Kalau yang terdampak hampir semuanya sekitar 3.000-an PKL. Sedangkan PKL anggota saya sekitar 450 yang terdampak," kata dia.
Baca Juga:
Ia menilai hal ini terjadi akibat kurangnya jumlah kantong parkir serta sosialiasai pada masyarakat lokasi kantong parkir dan rekayasa lalu lintas. Ia berharap pemerintah segera menambah jumlah kantong parkir serta mensosialisasikan secara luas.
"Sekarang yang harus dipikirkan adalah tambahab kantong-kantong parkir karena yang ada cuma di Abu Bakar Ali," katanya. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga:
Syarat Masuk Kawasan Malioboro Liburan Long Weekend Maulid Nabi