Omzet Penjualan Bendera Merah Putih di Surabaya untuk Agustusan Tidak Turun Drastis
MerahPutih.com - Omzet penjual bendera merah putih di Surabaya mengalami penurunan. Pasalnya, Surabaya masuk ke dalam wilayah yang memberlakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Tahun kemarin juga sudah masuk pandemi. Kalau menurun, ya pasti menurun dibanding tahun kemarin. Tapi Alhamdulillah, omzet tidak menurun drastis," ujar Sejinah, salah satu pembuat bendera sekaligus penjual di sentra penjualan pernak-pernik Agustusan di kawasan Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (4/8).
Baca Juga:
Solo Masih Level 4, Polresta Surakarta Larang Warga Adakan Lomba HUT RI
Sejinah mengatakan, per hari ia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Rata-rata berasal dari penjualan backdrop dan umbul-umbul merah putih yang dibeli oleh para instansi. Sementara untuk bendera merah putih biasa, tidak seramai tahun sebelumnya.
"Kalau bendera merah putih biasa itukan yang beli rata rata orang-orang kampung. Mereka beli satuan. Mungkin karena pandemi dan hemat, jadi mereka nggak beli. Mungin masih pakai yang lama," terang Sejinah.
Untuk bendera hingga pernak-pernik sendiri, Sejinah menjualnya dari kisaran Rp 5 ribu hingga Rp 100 ribu. Apa yang dialami Sejinah, berbeda dengan penjualan pernak-pernik Agustusan di kawasan perkampungan.
Baca Juga:
Gibran Larang Lomba dan Tirakatan Peringatan HUT RI
Aini, salah satu penjual bendera di kawasan Kampung Simomulyo Surabaya, mengaku sepi pembeli. Padahal, bendera yang dijual hanya berkisar antara 5 ribu rupiah hingga 20 ribu rupiah.
"Biasanya pertengahan bulan Juli sudah laris. Ini sekarang larisnya nggak seberapa. Mulai tanggal 1 kemarin, memang mulai ada yang beli. Tapi, enggak bamyak. Malahan, yang beli malah bendera kecil yang biasa dibawa anak-anak," ungkap Aini. (Budi Lentera/Jawa Timur)