Omed-omedan: Tradisi Saling Tarik dan Berpelukan untuk Memupuk Kesetikawanan

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Minggu, 19 Februari 2017
Omed-omedan: Tradisi Saling Tarik dan Berpelukan untuk Memupuk Kesetikawanan
Tradisi omed-omedan. (FOTO instagram kemenpar)

Acara omed-omedan adalah salah satu tradisi masyarakat Banjar atau kelompok warga Kaja di Desa Adat Sesetan, Denpasar Selatan, Bali. Omed-omedan diikuti oleh para muda-mudi antara 17 tahun hingga 30 tahun yang belum berkeluarga.

Dalam tradisi omed-omedan ini, para remaja, baik putra maupun putri ini saling tarik dan berpelukan. Tradisi omed-omedan ini merupakan penghormatan terhadap leluhur, untuk memupuk rasa kesetiakawanan antar pemuda Banjar. Untuk tahun ini, omed-omedan akan digelar 29 Maret 2017 mendatang, atau setelah Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939.

Dalam tradisi ini, puluhan muda-mudi Banjar Kaja biasanya akan dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok pria dan wanita. Kedua kelompok ini membentuk barisan memanjang dan saling berhadapan. Masing-masing kelompok menyiapkan 1 orang perwakilan yang nantinya akan diarak ke depan, untuk kemudian saling berciuman.

Sebelum acara omed-omedan dimulai, terlebih dahulu para peserta melakukan perembahyangan di pura. Dalam prosesi persembahyangan ini, mereka dipercikkan air suci, memohon keselamatan agar dalam acara tersebut tidak ada kendala.

Setelah itu, seorang 'tetua' atau tokoh masyarakat yang dituakan memberikan aba-aba tanda dimulainya acara tersebut. Lalu, satu orang perwakilan dari masing-masing kelompok diarak maju untuk saling berpelukan. Pada saat berpelukan keduanya disiram dengan air. Setelah itu, barisan yang mengarak dari masing-masing kelompok tersebut berhamburan untuk saling tarik, berpelukan dan berciuman sambil siram-siraman.

Dalam acara omed-omedan ini, tidak boleh sedikit pun berfikir semudah itu untuk bisa mendaratkan ciuman pada peserta perempuan atau sang gadis. Karena dalam acara ini, selain tarik menarik juga ada acara siram-siraman. Sekali kesempatan dan gagal, maka peserta akan disiram beramai-ramai. Acara ini juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang ada di Bali.

#Tradisi Balimau Kasai #Budaya Nusantara #Pesona Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan