Merahputih.com - Peneliti Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) Yos Sunityoso menyatakan transportasi daring paling banyak diminati oleh komuter atau orang yang bepergian menggunakan kendaraan umum multimoda di kawasan Jabodetabek.
"48 persen dari responden menggunakan layanan daring sebagai bagian dari perjalanan multimoda mereka," kata di Jakarta, Rabu (5/8).
Dalam webinar dengan tema "Peranan Transportasi Daring dalam Penggunaan Transportasi Massal: Gagasan untuk Integrasi Antarmoda dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)", dia menjelaskan penelitiannya terkait peranan transportasi daring untuk pengguna transportasi massal.
Baca Juga:
Dari penelitian yang melibatkan sebanyak 5064 responden, sebanyak 2420 responden mengakui memilih transportasi daring sebagai kendaraan perantara sebelum atau pun sesudah menggunakan transportasi umum seperti mikrolet, bus atau kereta.

Dari 2420 responden yang menggunakan transportasi daring atau istilah lainnya "ride hailing", sebagaimana dikutip Antara, 96 persen atau 1256 orang memilih menggunakan ojek daring.
Tiga alasan pemilihan para responden memilih transportasi daring sebelum ataupun sesudah menggunakan transportasi umum. Yakni keterjangkauan, kenyamanan perjalanan melewati kemacetan dan akses yang mudah untuk menuju atau pergi dari titik penjemputan di stasiun ataupun halte.
Baca Juga:
Salah satu rekomendasi baik bagi penyedia jasa layanan transportasi umum dan transportasi daring, yakni saling berbagi informasi untuk dapat meningkatkan kualitas layanan integrasi antarmoda dan berpeluang menghasilkan pelanggan baru.
"Platform transportasi daring juga dapat mendorong penumpang untuk menggunakan transportasi massal, dengan memberikan informasi seperti stasiun atau halte terdekat ataupun opsi transportasi umum termurah dan rute transportasi daring," kata Yos. (*)