PENGAKUAN aktor Aliando Syarief beberapa waktu yang lalu cukup membuat kita atau bahkan penggemarnya kaget dan sedih. Melalui akun media sosialnya pemeran Hamzah muda di film Sweet 20 mengakui bahwa selama ini ia mengidap OCD sehingga mengurangi segala kegiatan-kegiatannya.
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah sejenis gangguan mental yang memiliki pikiran dan dorongan tidak bisa dikendalikan secara berulang-ulang atau obsesif. Dilansir dari Psychology Today, terdapat gangguan yang paling umum pada pikiran orang yang tidak memiliki OCD, mereka cenderung menjadi ketakutan tentang: penyakit, kuman, melupakan (misalnya, mematikan kompor, mengunci pintu), kehilangan kendali atau menjadi gila (misalnya, menyebabkan keributan dengan mengambil pakaian seseorang di depan umum, melakukan kejahatan, mengemudi di jalan, sengaja menyakiti diri sendiri, menyakiti orang lain, mencium seseorang secara tidak pantas, melakukan seks menyimpang atau selingkuh).
Baca Juga:

Orang dengan OCD bukan isi atau topik dari pikiran mereka yang mengganggu melainkan tingkat kekhawatiran mereka tentang memiliki pikiran yang mengganggu. Orang dengan OCD menganggap pikiran yang mengganggu itu berbahaya atau amoral. Mereka menyamakan memiliki pikiran dengan melakukan tindakan yang ditakuti. Seperti kalau saya khawatir membuka pakaian di tempat umum, saya pasti akan melakukannya. Distorsi pikiran ini disebut fusi pikiran.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab OCD ini, tapi ada beberapa faktor pendorongnya, yaitu menderita gangguan mental, memiliki anggota keluarga yang menderita OCD, dan pernah mengalami peristiwa tidak menyenangkan.
Jika kamu sering mengalami pemikiran yang mengganggu, tidak menyenangkan, dan menghasilkan tingkat kecemasan yang tinggi, dan kamu menyadari terlibat dalam perilaku menghindari atau mengurangi kecemasan, yang terbaik adalah mencari bantuan dari ahli kesehatan mental.
Dilansir dari laman ASKMEN, terdapat dua jenis cara menangani OCD. Pertama melalui cara pengobatan, yaitu mengkonsumsi obat yang mempengaruhi serotonin neurotransmitter yang dapat secara signifikan mengurangi gejala OCD pada lebih dari setengah pasien.
Baca Juga:
Tips untuk Bantu Jaga Kesehatan Mental dari Rumah selama Pandemi

Serotonin reuptake inhibitor (SRIs) yang secara spesifik disetujui untuk penggunaan obat OCD adalah: Clomipramine (Anafranil), Fluoxetine (Prozac), Fluvoxamine (Luvox), Paroxetine (Luvox), Paroxetine(Paxil), Sertraline (Zoloft), dan Citalopram (Celexa). Obat-obat ini biasanya membutuhkan waktu setidaknya tiga minggu untuk menjadi efektif dan mencakup efek sampingnya seperti kenaikan berat badan, insomnia, mulut kering, atau disfungsi seksual.
Kedua, melalui terapi khusus OCD. Terapi perilaku menekankan perubahan keyakinan dan pola berpikir penderita OCD, baik melalui paparan atau banjir pikiran atau objek yang dikhawatirkannya (dengan demikian meminimalkan efek negatifnya), atau melatih ulang individu untuk menerima secara mental, atau menormalkan pikiran yang mengganggu. Misalnya, seseorang yang takut akan kontaminasi dari toilet umum mungkin dianjurkan untuk menyentuh toilet dan tidak mencuci tangan selama satu jam.
Biasanya, pada waktu itu, rasa khawatir akan mulai mereda dan si pasien, seraya waktu berlalu, melatih otaknya agar tidak bereaksi berlebihan terhadap situasi atau pemicu yang tidak berbahaya. Pengaruh positif terapi perilaku OCD bertahan setelah pengobatan selesai dan dapat bertahan selama puluhan tahun. Program pencegahan kekambuhan membantu mempertahankan kondisi mental yang sehat bagi penderita OCD. (DGS)
Baca Juga:
Jadi Orangtua yang Baik, Ubah Pola Pikir dan Perilaku Terhadap Anak