Obati Batuk dengan Madu, bukan Antibiotik

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 24 Agustus 2018
Obati Batuk dengan Madu, bukan Antibiotik
Madu lebih baik dibandingkan antibiotik untuk menyembuhkan batuk (Foto: Pexels/Tookapic)

SAAT batuk menyerang, banyak orang berasumsi tindakan terbaik untuk mengobatinya adalah menggunakan antibiotik. Namun, hal tersebut sebenarnya salah. Seperti yang diberitakan Independent, para ahli menyarankan mengatasi batuk cukup dengan madu.

Dalam sebuah panduan kesehatan terbaru yang diterbitkan oleh National Institute for Health and Care Excellence (NICE) dan Public Health England (PHE), madu dapat menyembuhkan batuk hanya dalam hitungan minggu. Artinya, madu lebih ampuh dibandingkan resep antibiotik yang diberikan dokter.

"Setidaknya hanya membutuhkan waktu dua sampai tiga minggu untuk menyembuhkan batuk. Tidak perlu dengan antibiotik," ungkap Dokter Tessa Lewis, Ketua Divisi Peresepan antimikroba NICE.

Namun, jika batuk semakin memburuk Dokter Lewis tetap menyarankan untuk mengunjungi dokter untuk tindakan lebih lanjut. Terlebih lagi jika kondisi pasien terlah mengalami batuk akut hingga riwayat penyakit lain seperti penyakit paru-paru.

Terdapat kandungan pelargonium, guifenesin, dan dekstrometorfan pada madu (Foto: PExels/Tookapic)

Madu dapat menyembuhkan batuk karena adanya kandungan khusus. Menurut panduan dari NICE, madu mengandung pelargonium, guifenesin, dan dekstrometorfan yang telah terbukti dapat menyembuhkan batuk.

Selain itu, mengobati batuk dengan madu dapat dikombinasikan dengan obat batuk yang juga mengandung pelargonium dan guifenesin. Beberapa obat batuk tidak memerlukan resep dokter sehingga saat batuk menyerang, tidak perlu terburu-buru berkonsultasi dengan dokter. Meskipun, dengan madu saja sebenarnya cukup. Semua kembali lagi bergantung kondisi pasien.

Lebih lanjut, Dr Susan Hopkins, Ahli Infeksi dan Kesehatan yang juga menjabat sebagai wakil direktur divisi resistansi antimikroba di PHE, mengatakan sebaiknya siapapun menghindari penggunaan antibiotik secara berlebihan. Sebab, kelak di masa yang akan datang antibiotik dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. "Antibiotik adalah masalah besar. Kita perlu mengambil tindakan (penyembuhan) dengan mengurangi antibiotik," katanya.

Antibiotik tidak baik untuk kesehatan (Foto: Pexels/Pixabay)

Karenanya, Dokter Hopkins mendesak para dokter agar mengurangi pemberian resep antibiotik kepada pasien. Dampak buruk dari mengonsumsi antibiotik dapat menyebabkan infeksi. Nantinya, infeksi tersebut juga lebih sulit untuk diobati.

Tahun lalu, Profesor Dame Sally Davies, kepala petugas medis di Inggris, mengeluarkan seruan kepada para pemimpin global untuk membahas topik penting resistensi antibiotik. Ia mengatakan agar antibiotik harus dihilangkan dalam pengobatan modern. "Jika kita tidak mengambil tindakan sekarang, antibiotik akan berdampak sangat mengerikan," katanya kepada Asosiasi Pers.

Senada dengan Davies, Oliver Bevington, seorang staff senior bidang pediatri di Southampton Children's Hospital, telah merekomendasikan agar orangtua memberikan madu dan lemon dibandingkan obat batuk yang dijual bebas jika anak mereka tengah batuk. Sebab, menurutnya secara tidak langsung sama saja orangtua dalam proses membuat anak mereka overdosis dengan memberikan obat-obatan apalagi antibiotik. (ikh)

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Tentang 7 Manfaat Madu yang Jarang Diketahui

Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan