Merahputih.com - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok Ust. Achmad Solechan meminta kepada Wali Kota Depok, Jawa Barat Mohammad Idris untuk menyampaikan secara jelas, lengkap dan terbuka mengenai penanganan yang telah dilakukan untuk mencegah meluasnya virus corona atau COVID-19.
"Kami menuntut Pemerintah Kota Depok untuk menangani kasus ini dengan benar, dan memastikan tidak akan terjadi persebaran COVID-19 secara massif di wilayah Kota Depok. Kota Depok harus aman dari persebaran COVID-19," kata Achmad Solechan didampingi Sekretaris PCNU Kota Depok H. Achmad Furqon di Depok, Kamis (5/3).
Baca Juga:
Wali Kota Solo Perintahkan DKK Cek Kesehatan Warga Usai Pulang Dari Luar Negeri
Untuk memastikan Kota Depok yang aman dari ancaman virus COVID-19, PCNU Depok meminta Pemkot Depok segera mengeluarkan solusi kebijakan yang lebih konkret, yaitu untuk meminimalisasi persebaran virus dan peningkatan jumlah suspect yang terpapar dan terindikasi COVID-19 sesuai peraturan perundangan yang berlaku serta standar kesehatan dunia (WHO).
"Warga tidak butuh sekedar imbauan untuk tidak panik. Lebih penting lagi adalah bagaimana keterbukaan informasi terkait penanganan dan antisipasi sampai pada masyarakat," katanya.

Achmad Solechan juga meminta Pemkot Depok tetap menjaga data pribadi pasien kasus terpapar COVID-19 agar tidak terjadi kegaduhan di masyarakat. Sehingga warga Depok dapat lebih tenang atas informasi yang diberikan serta kepastian penanganan dari Pemkot Depok.
"Kita berharap privasi korban agar tetap terjaga," ujarnya.
Baca Juga:
Wabah Virus Corona, Ganjar Masih Enggan Revisi Target Kunjungan Wisman di Jateng
Informasi terkait positifnya warga Depok terkena virus corona telah membuat panik masyarakat. Dapat Dijumpai aksi memborong masker meski harganya mahal. Bahkan warga dari luar ada kekhawatiran untuk datang ke Depok.
Terlebih lagi lanjutnya soal penanganan dua orang yang positif terpapar COVID-19 kepada seluruh warga Depok. Pemerintah, sebagaimana dikutip Antara, telah menyatakan dua orang warga Depok positif terkena virus corona atau COVID-19. Bahkan lima dari 76 tenaga medis dan non medis terindikasi mengalami gejala virus corona. (*)