BUNTUT dari invasi Rusia ke Ukraina cukup berdampak luas. Sejumlah perusahaan yang berbisnis di Rusia memilih untuk menghentikan dan menarik bisnisnya dari negara tersebut. Salah satunya yakni produsen ponsel ternama, Nokia.
CEO Nokia Pekka Lundmark menuturkan bahwa Nokia telah menarik diri dari pasar bisnisnya di Rusia. Seperti yang dikutip dari laman Reuters, langkah Nokia dinilai lebih jauh dari produsen ponsel saingannya yakni Ericsson, yang mengatakan bahwa pihaknya menangguhkan bisnis di Rusia tanpa batas waktu.
Baca Juga:

Sejumlah sektor bisnis seperti telekomunikasi di Rusia, sudah dibebaskan dari beberapa sanksi atas dasar kemanusiaan. Namun, Nokia mengatakan bahwa keputusan keluar dari Rusia merupakan satu-satunya pilihan. "Kami hanya tidak melihat kemungkinan untuk melanjutkan (bisnis) di negara ini dalam situasi saat ini," jelas Lundmark dalam sebuah wawancara.
Dalam sebuah pernyataan, pihak Nokia dikabarkan tengah mengajukan lisensi yang relevan untuk mendukung pelanggan sesuai dengan sanksi saat ini. Baik Nokia maupun Ericsson menghasilkan persentase penjualan satu digit yang rendah di Rusia, sementara perusahaan Tiongkok seperti Huawei dan ZTE punya pangsa pasar yang lebih besar.
Baca Juga:
Mengenal Teknologi Kamera Ponsel Canggih pada Huawei P50 Pro
Pihak Nokia tak mengharapkan keputusan tersebut berdampak pada prospek 2022. Rusia pun berslisih dengan Finlandia dan Swedia, yang merupakan negara asal Nokia dan Ericsson, terkait minat mereka untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.
Tak hanya itu, Rusia pun telah mendorong perusahaan untuk mulai membangun jaringannya hanya dengan memakai peralatan Rusia, dan berusaha membujuk Nokia serta Ericsson untuk membangun pabrik di negara itu.

Lundmark mengatakan bahwa Nokia tidak akan mengimplementasikan rencana yang diumumkan pada November tersebut untuk mendirikan usaha patungan dengan Yadro Rusia. Usaha tersebut bertujuan untuk membangun stasiun pangkalan telekomunikasi 4G dan 5G.
Keputusan Nokia untuk meninggalkan Rusia cukup berdampak besar. Karena akan memengaruhi sekitar 2.000 pekerja, dan beberapa dari mereka mungkin ditawari pekerjaan di negara lainnya. Saat ini Nokia memiliki sekitar 90 ribu karyawan di seluruh dunia.
Lundmark menutup pernyataannya dengan mengatakan banyak yang harus diubah sebelum memungkinkan untuk mempertimbangkan kembali berbisnis di Rusia. (ryn)
Baca Juga: