MENU-menu olahan daging kurban umum disajikan pada Hari Raya Idul Adha. Tak sedikit juga keluarga yang sudah bersiap membeli tusuk satai dan arang untuk acara bakar-bakar bersama keluarga. Tunggu dulu, makan daging memang enak, tapi ada masalah kesehatan yang perlu diperhatikan, yaitu kolesterol.
Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr Intan Annisa Fatmawaty menyampaikan, selain dari makanan, kolesterol juga sebenarnya diproduksi dalam tubuh kita.
BACA JUGA:
"Kalau ada yang kolesterolnya tinggi, itu bisa disebabkan adanya gangguan metabolisme dalam tubuh atau memang asupan makanannya mengandung kolesterol tinggi terlalu banyak," jelas Intan kepada Humas Kota Bandung, (8/7).

Faktor kenaikan kolesterol memang diakibatkan dari makanan. Menyantap makanan berbahan daging yang mengandung banyak lemak serta bahan olahannya yang menggunakan santan dan minyak berlebih, diakui Intan, menjadi salah satu faktor yang membuat kolesterol kerap naik saat Idul Adha.
"Kalau memang punya kolesterol atau tidak ingin kolesterolnya meningkat, bisa konsumsi bagian daging tertentu seperti daging has. Dari proses pengolahan juga bisa dicari alternatif memasak dengan cara lain," ungkapnya.
Tak hanya itu, kolesterol juga bisa naik karena trigliserida yang banyak ditemukan pada makanan olahan tepung. "Jadi kolesterol naik itu bukan hanya diakibatkan dari makan daging, melainkan juga konsumsi makanan-makanan dari tepung. Trigliserida menyebabkan jantung koroner," tuturnya.
Ia mengatakan ada beberapa gejala saat kolesterol dalam tubuh mulai meningkat. Ada yang tiba-tiba merasa sakit di pundak, kepala, dada, pusing, bau mulut, atau sembelit karena kekurangan serat.
"Ada juga yang cepat capai, kesemutan, bahkan ada yang malah tidak pernah merasakan apa-apa. Ketahuannya saat cek kesehatan di lab," ujarnya.
Sebenarnya, menurut Intan, tidak semua kolesterol itu buruk untuk tubuh. Ada dua jenis dalam tubuh, yaitu low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL). "LDL, kalau tinggi, bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung, stroke, atau penyempitan pembuluh darah. LDL bisa diturunkan dengan adanya HDL," papar Intan.
BACA JUGA:
Berbagai Bahan Alami untuk Naikkan Kelas Olahan Daging Kambing
Untuk menaikkan HDL, Intan menyarankan konsumsi minyak zaitun, ikan sarden, salmon, makanan berserat tinggi, dan kacang-kacangan. Namun, bagi para pengidap asam urat, jangat mengonsumsinya terlalu banyak.
"Konsumsi buah seperti avokad juga bagus untuk menaikkan HDL. Indeks glikemiknya rendah, jadi bisa dikonsumsi juga oleh pengidap diabetes," katanya.
Intan juga menyarankan kedelai untuk meningkatkan HDL. “Tapi perhatikan lagi bagaimana cara mengolahnya," lanjutnya.
Selain memerhatikan jenis makanan yang dikonsumsi, Intan juga mengingatkan pembatasan porsi makan demi menjaga kolesterol stabil. Ia menekankan untuk makan secukupnya. “Jangan karena dapat dari tetangga, saudara, dan masjid, semua jatah kurban langsung dikonsumsi dengan porsi besar,” pesannya.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar daging kurban dimakan dengan porsi kecil dan diseimbangkan dengan makanan berserat. “Imbangi dengan cukup minum air putih minimal dua liter per hari," imbaunya.
Minum air putih amatlah penting untuk menjaga kolesterol stabil “Biasanya saat sedang berkumpul makan satai atau gulai, masyarakat malah mengonsumsi minuman bersoda atau teh dalam kemasan. Ini jadi dobel nanti, kolesterol tinggi, gula juga ikut tinggi,” katanya.
Hal lain yang menjadi perhatian yakni gerak tubuh. Aktiflah bergerak minimal 30 menit per hari dalam seminggu. Bisa dengan jalan kaki atau aerobik.
"Ketiga, cara memasaknya juga perlu diperhatikan. Jangan terlalu bersantan dan berminyak. Bisa pilih olahan yang lebih sehat," tutupnya.(*)
BACA JUGA:
Cara Memotong Daging Kambing Bisa Memengaruhi Tingkat Keempukan
Artikel ini merupakan laporan kontributor Merahputih.com untuk Jawa Barat.