Ngotot Bukan Etika di Jalan Raya

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 05 Juni 2021
Ngotot Bukan Etika di Jalan Raya
Selalu beretika dan mengharagai pengguna jalan. (Foto: KabarOto)

SALING menghargai sudah sepantasnya menjadi etika berlalu-lintas. Tidak ada yang harus dimenangkan atau dikalahkan sejauh hal itu dapat dilakukan.

Belakangan memang tersiar berita tak mengenakan pesepeda dan pemotor serta pengguna jalan lainnya, saling tuding yang menjadi pengganggu di jalan.

Baca juga:

Cegah Hipertensi dengan Gaya Hidup Sehat

sepeda
Tetap tertib berlalu lintas dan berbagi jalan. (Foto: Unsplash/Farhan Abas)

Kemudian pesepeda biasanya hadir dalam rombongan baik dalam jumlah banyak atau bisa dihitung dengan jari tangan. Terkadang mereka tak lagi berada di pinggir jalan, ke tengah dan dianggap mengganggu pengendara sepeda motor dan mobil. Karena, sepeda adalah kendaraan yang mudah oleng saat berjalan, metode gowes kaki yang membutuhkan ruang yang lebar di jalan raya.

Bagaimana bila kamu mengendarai sepeda motor dn berhadapan dengan rombongan pesepeda? Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu menjelaskan pada laman KabarOto, yang bisa dilakukan saat ada pesepeda bergerombol, tetap tertib berlalu lintas dan berbagi jalan. Meski keberadaan mereka menurut pengendara motor mengganggu, namun Jusri meminta tetap tertib.

"Tertib aja, mengalah, bersabar, kalau kita punya kesempatan untuk menyalip rombongan pesepeda segera lakukan, dengan hati-hati," terangnya.

Baca Juga:

Gaharnya Modifikasi Toyota Raize dengan Body Kit Noblesse

sepeda
Saling mengerti dan memahami memberikan perilaku tertib lalu lintas. (Foto: Unsplash@Tony Pham)

Pengendara motor juga diharapkan tidak menghadapinya dengan emosi. Karena, menurut Jusri, jika menggunakan emosi bakal timbul tindakan dan keputusan yang salah.

"Ini bisa memicu konflik dan macam-macam. Jadi sabar, karena yang perlu kita sikapi adalah jangan sampai terjadi kecelakaan," terangnya. Dia juga mengatakan jangan dipush, karena jika terjadi mengakibatkan konflik. Ketika konflik terjadi, masalah tentu akan muncul.

Pesepeda menurut Jusri juga harus paham, potensi bahaya, sementara pengguna jalan lain harus paham, agar tidak terjadi kecelakaan yang melibatkan kedua belah pihak.

Sementara itu, Sony Susmana, Training Safety Defensive Consultant (SDCI) mengatakan, untuk pemotor diharapkan mengambil langkah jarak aman dengan mengalah.

Selain itu, memberi ruang untuk mereka koreksi lajurnya. Selain itu, berkomunikasi dengan pesepeda menggunakan klakson atau lampu. "Hindari konflik dengan pesepeda, demi keamanan," terangnya. (*)

Baca Juga:

Rawat Ban Apabila Mobil Jarang Digunakan

#Sepeda #Pesepeda #Bersepeda #Jalur Sepeda
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan