SEBUAH kota kecil di India bernama Bera, dikenal sebagai satu-satunya tempat di Bumi di mana manusia dan macan tutul hidup berdampingan dengan harmonis.
Sedikit informasi, India merupakan salah satu negara berpenduduk terpadat di Dunia. Karena jumlah manusia yang terus bertambah, banyak yang memilih tinggal di hutan serta pegunungan yang tak berpenghuni, hingga akhirnya konflik antara macan tutul dan manusia tidak dapat dihindari.
Baca Juga:
Tiga Hal Penting yang Harus Diperhatikan Sebelum Memelihara Hewan
Namun pada faktanya, ekspansi manusia pada wilayah dataran tinggi dan jumlah macan tutul yang terus meningkat dalam beberapa dekade, keteangan antara manusia dan macan tutul pun meningkat.

Tapi, ada satu tempat di mana manusia dan macan tutul diduga sudah hidup damai dan harmonis selama sekitar satu abad. Tempat itu ialah kota Bera, yang juga dikenal sebagai 'Negara Macan Tutul'. Bahkan Bera disebut-sebut memiliki populasi macan tutul tertinggi di dunia.
Seperti yang dikutip dari laman odditycentral, dikabarkan ada hampir 100 macan tutul yang tinggal di wilayah Bera dan sekitarnya. Tapi, tidak ada serangan terhadap manusia yang dilaporkan di kota tersebut dalam 100 tahun terakhir ini.
Ada sebuah kasus di mana seorang bayi diculik oleh seekor macan tutul bertahun-tahun lalu, tetapi macan tutul meninggalkan anak tersebut saat dia berlari ke hutan belantara. Bahkan, ketika penduduk setempat mulai mengorganisi safari melihat macan tutul di wilayah itu untuk wisatawan, tidak pernah ada serangan macan tutul.
Rupanya ada satu hal yang cukup istimewa dari kota Bera. Menurut penuturan penduduk setempat, sebagian besar dari mereka ialah anggota Rabari, suku penggembala yang bermigrasi ke Rajasthan dari Iran melalui Afghanistan seribu tahun lalu.
Suku Rabari menyembah dewa Hindu dan memperlakukan binatang sebagai malaikat pelindung mereka, bahkan bila mereka terkadang kehilangan ternak akibat macan tutul.
"Ketika macan tutul membunuh ternak Rabaris, masyarakat tidak menentang pemangsa itu, Mereka percaya Siwa akan meningkatkan ternak mereka berlipat ganda dan memperlakukan ternak yang terbunuh sebagai persembahan kepada tuannya sendiri," ujar Dilip Singh Deora, seorang yang menjalankan safari lokal pada The National.
Baca Juga:
Sementara itu, seorang jurnalis foto satwa liar bernama Dheeraj Mali, sudah mendokumentasikan macan tutul lokal selama bertahun-tahun. Dia percaya bahwa kucing besar di daerah tersebut juga sudah beradaptasi dengan keberadaan manusia, dan secara bertahap macan tutul itu tidak seperti predator pada umumnya.
Macan tutul merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di Bera, seperti halnya penyelenggara safari yang beroperasi dengan jaminan bisa melihat macan tutul atau uang dikembalikan, saat mempromosikan wisata kepada para pelancong.
Kucing-kucing besar itu dapat terlihat bertengger di bebatuan di dalam hutan, dan di wilayah sekitar 10 desa pada kota tersebut, bahkan berjalan di jalanan.
"Banyak turis terkejut ketika mereka melihat macan tutul bergerak bebas di sekitar kuil desa, bahkan saat pendeta melakukan ritual hariannya tanpa terpengaruh, tapi begitulah kehidupan di Bera," ujar Dilip Singh Deora.
Dinamika manusia dan macan tutul yang harmonis di Bera terbilang sangat unik. Karena, pada tempat lain di India, manusia dan macan tutul saling menghindari satu sama lain, dan bila mereka melakukan kontak, kerap kali berakhir dengan pertumpahan darah.
Terdapat kabar bahwa reputasi di Kota Bera sedikit di lebih-lebihkan untuk tujuan pemasaran. Meski begitu, perbukitan di wilayah pemukiman manusia yang dipenuhi macan tutul merupakan fakta. (Ryn)
Baca Juga:
Menato Kucing Peliharaanya, Seorang Model Dikecam Pencinta Hewan