"TIDAK ada istilah budak dalam kerajaanku." Ucapan itu keluar dari mulut seorang perempuan yang duduk di singgasananya. Dia berdiri paling depan, memimpin sekumpulan masyarakat kulit hitam di belakangnya. Desingan senapan api dan gesekan antar senjata tajam pun tak terelakkan ketika mereka mencoba melawan pasukan lelaki berkulit putih.
"Aku tidak takut kehilangan apapun dan itulah yang membuatku berbahaya," bisik perempuan tadi pada seorang laki-laki dengan penuh penekanan.
Dia adalah Njinga, seorang penguasa yang diperlakukan sebagai ratu atas Kerajaan Ambundu di Ndongo dan Matamba (daerah yang kini dikenal sebagai Angola). Dia perempuan pertama yang menjadi penguasa di daerah tersebut dan memimpin pasukan Afrika untuk berperang melawan kolonialisme Eropa pada abad ke-17.
Sosok pemberani itu kini terlahir kembali ke dunia modern melalui serial dokumenter Netflix yang bertajuk African Queens: Njinga. Cuplikan video pendek perdana serial itu baru saja dirilis oleh kanal YouTube Netflix pada Rabu (8/2).
Baca juga:
'The Woman King', Film Epik tentang Prajurit Perempuan di Afrika, Tayang Hari Ini
Mengacu laman Collider, African Queens: Njinga adalah sebuah serial yang dikemas dengan balutan aspek dramatisasi. Serial dokumenter ini ingin memberikan gambaran tentang perjalanan Njinga yang melawan Eropa dan tindak perbudakan di sekitarnya.
Kisah docuseries ini tak hanya berfokus pada peperangan saja, namun juga pada sisi emosional tentang betapa Njinga dicintai oleh rakyatnya. Selain itu, Njinga juga merupakan satu-satunya pemimpin Afrika yang diakui oleh penguasa Eropa sebagai 'The Female King'. Docuseries ini rencananya juga menampilkan sosok Cleopatra.
Cuplikan pendek berdurasi hampir dua menit itu dinarasikan oleh Jade Pinkett Smith. Selain tampil sebagai narator, perempuan itu juga menjadi produser eksekutif proyek serial dokumenter tersebut.
Baca juga:
Nelson Mandela, Pemimpin Afrika Selatan yang Akrab dengan Batik

"Sebagai seorang ibu dari perempuan remaja berkulit hitam, sangat penting bagiku untuk menunjukkan padanya tentang Ratu-ratu Afrika yang telah membuka jalan sukses bagi generasi kami," tutur Smith.
Smith bekerja sama dengan Miguel Melendez, Terence Carter, dan Sahara Bushue untuk menggarap African Queens: Njinga sebagai sesama produser eksekutif dari Westbrook Studios. Kisah dalam African Queens: Njinga ditulis oleh Peres Owino dan NneNne Iwuji sebagai scriptwriter.
Serial dokumenter ini akan terbagi dua musim. Setiap musim akan terdiri dari berbagai episode yang masing-masing berdurasi 45 menit. African Queens: Njinga akan segera tayang di Netflix pada 15 Februari mendatang. (mcl)
Baca juga:
Diebedo Francis Kere, Arsitek Afrika Pertama Menangi Pritzker Prize