Teknologi

Mantan Petinggi Menyesal Sudah Jual WhatsApp ke Mark Zuckerberg

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Sabtu, 07 Mei 2022
Mantan Petinggi Menyesal Sudah Jual WhatsApp ke Mark Zuckerberg
Mantan Petinggi WhatsApp mengaku menyesal telah menjual WhatsApp ke Mark Zuckerberg (Foto: pixabay/antonbe)

PENYESALAN memang selalu datang di akhir. Neeraj Arora yang merupakan mantan petinggi di aplikasi WhatsApp, secara mengejutkan menyampaikan rasa sesalnya lantaran sudah menjual aplikasi tersebut ke Mark Zuckerberg melalui akuisisi.

Adapun penyesalan Neeraj disampaikan secara terbuka melalui cuitan pada akun twitter pribadinya @Neerajarora. "Pada 2014, saya adalah Kepala Eksekutif Bisnis di WhatsApp. Saya membantu negosiasi sebesar USD 22 miliar untuk akuisisi dengan Facebook, saat ini saya menyesalkannya," tulis Neeraj di akun twitternya.

Baca Juga:

WhatsApp akan Hadirkan Fitur Polling di Grup

Neeraj Arora secara terbuka menyampaikan rasa sesalnya lantaran sudah menjual aplikasi tersebut ke Mark Zuckerberg (Foto: pixabay/victoria_borodinova)

Seperti yang dikutip dari laman Financial Express, langkah akuisisi perusahaan milik Mark Zuckerberg ke WhatsApp rupanya tidak hanya berlangsung satu kali, tapi berkali-kali.

Percobaan pertama kabarnya berlangsung pada sekitar tahun 2012-2013. Tapi, saat itu WhatsApp masih ingin berusaha mengembangkan platform mereka, dan menolak tawaran dari Facebook.

Kemudian, berselang satu tahun, perusahaan yang saat ini dikenal dengan nama Meta tersebut, kembali menawarkan kesepatakan yang awalnya terlihat seperti kemitraan biasa.

Ada sejumlah hal yang dijanjikan pada kemitraan tersebut. Seperti halnya dukungan penuh untuk teknologi end-to-end encryptions, dan memberi kebebasan bagi WhatsApp untuk bisa mengambil keputusan perusahaan secara mandiri.

Pada saat dibuat, WhatsApp memiliki tujuan agar privasi pengguna terjaga sepenuhnya, tanpa adanya pelacakan data, monetisasi dan iklan.

Ketika awal kemitraaan semuanya tampak berjalan mulus. Kala itu juga membawa WhatsApp ke masa kejayaanya, saat semua orang menggunakan percakapan secara mudah dan instan melalui WhatsApp.

Namun, Arora melihat pada 2017 dan 2018 segalanya mulai terlihat sangat berbeda. Meski tidak disebutkan secara eksplisit, bukan merupakan rahasia bila pendiri WhatsApp Jan Koum dan Brian Action meninggalkan Meta. Hal ini dikarenakan adanya ketidaksepakatan dengan Mark Zuckerberg soal rencana akan melibatkan monetisasi WhatsApp dengan iklan.

Baca Juga:

Perhatikan Hal Berikut Ini Sebelum Instal WhatsApp Aero

Meski WhatsApp masih tidak menampilkan iklan apa pun, Meta sudah mulai mendorong untuk mendapatkan lebih banyak bisnis yang menjual barang dan jasa serta berinteraksi dengan pelanggan melalui WhatsApp.

Neeraj Arora sempat kecewa dengan Facebok karena kasus skandal pelanggaran data dan privasi pengguna (Foto: pixabay/geralt)

Arora menjelaskan ketika memasuki tahun 2018 merupakan puncak kekacauan yang terjadi akibat akuisisi Facebook. Pada tahun itu, Facebook terseret dalam kasus Cambrige Analytica dan membuat skandal pelanggaran data serta privasi pengguna terbesar di dunia.

"Pada awalnya tidak ada yang tahu bahwa facebook akan menjadi monster Frankenstein yang melahap data pengguna dan menghasilkan uang kotor," jelas Arora.

Namun, penyesalan tersebut akhirnya dijadikan pelajaran berharga oleh Arora. Setelah keluar dari WhatsApp, Arora menggandeng Eks Direktur Teknik WhatsApp Michael Donohue untuk membuat aplikasi kompetitor bernama HalloApp.

Aplikasi yang sudah tersedia di App Store dan Google Play Store tersebut, dikabarkan memiliki visi awal seperti WhastApp, yakni tanpa adanya pelacakan data yang bisa berpotensi pada pelanggaran privasi pengguna. (ryn)

Baca Juga:

Waspada Modus Baru Pencurian Akun Bank Lewat WhatsApp

#Teknologi #WhatsApp
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan