Sains

NASA: Mahasiswi British Columbia Temukan Planet Layak Huni Seperti Bumi

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Rabu, 04 Maret 2020
NASA: Mahasiswi British Columbia Temukan Planet Layak Huni Seperti Bumi
Planet berwana hijau dikatakan mirip dengan Bumi (Foto: Twitter/@RushReads)

SEBUAH Penemuan menarik yang dilakukan oleh mahasiswi Universitas British Columbia (UBC), Michelle Kunimoto menganalisis data yang dikumpulkan oleh Teleskop Luar Angkasa Kepler NASA. Antara 2009 dan 2018, Kepler memindai sebagian dari Bima Sakti untuk exoplanet pada jarak yang bisa dihuni dari bintang induknya.

Baca juga:

NASA Rencanakan Misi Pencarian Bumi Kedua dengan Alat Ini

Dilansir dari laman express, Kunimoto kini telah menemukan 17 planet baru yang semula dideteksi oleh Kepler, termasuk satu yang kira-kira seukuran Bumi. Kunimoto mengatakan planet ini berjarak sekitar seribu tahun cahaya, jadi kita tidak akan tiba di sana dalam waktu cepat.

NASA: Mahasiswi British Columbia Temukan Planet Layak Huni Seperti Bumi
Misi Kepler berdasarkan angka (Foto: NASA)

"Ini adalah penemuan yang sangat menarik karena hanya ada 15 planet kecil yang dikonfirmasi di Habitable Zone yang ditemukan dalam data Kepler sejauh ini," kata Kunimoto.

Planet mirip Bumi ini sekitar 1,5 kali lebih besar dari planet yang kita singgahi, menjadikan planet itu kandidat sempurna atau layak huni. karena memiliki ukuran dan bebatuan seperti Bumi.

Baca juga:

NASA Buka Lowongan Astronot untuk Pergi ke Bulan, Ini Persyaratannya

Namun, kesamaan berakhir di sana karena planet mirip Bumi itu mengorbit pada bintang, sedangkan Bumi mengorbit pada Matahari. KIC-7340288 b merupakan nama resmi planet ini, dan telah dipublikasikan di The Astronomical Journal.

NASA: Mahasiswi British Columbia Temukan Planet Layak Huni Seperti Bumi
Zona layak huni yaitu jika terdapat air yang tetap mencari di permukaan (Foto: NASA)

17 planet yang ditemukan itu menggunakan metode transit, dan KIC-7340288 b adalah planet yang paling mirip bumi dibanding 16 planet lainnya. "Setiap kali sebuah planet lewat di depan bintang, ia memblokir sebagian cahaya bintang itu sehingga menurunkan kecerahan bintang sementara," kata Kunimoto.

"Dengan menemukan penurunan kecerahan ini, yang dikenal sebagai transit, kamu dapat mulai mengumpulkan informasi tentang planet ini. Seperti ukurannya dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengorbit," tambahnya.

Dilansir dari laman republika, para astronom meyakini bahwa planet-planet di zona layak huni akan memiliki kondisi yang tepat agar air ada di permukaan. Berdasarkan bagaimana kehidupan berkembang di Bumi, air dianggap sebagai unsur utama dalam evolusi kehidupan. (Arb)

Baca juga:

NASA Perkenalkan Calon Astronot yang Akan Berangkat ke Mars

#NASA #Bumi #Sains #Luar Angkasa
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.
Bagikan