SEMPAT tenggelam di blantika musik tanah air, nama Didi Kempot kini mulai bersinar lagi. Pria kelahiran Surakarta, 31 Desember 1966 ini bahkan punya julukan baru yakni The Godfather of Broken Heart. Julukan ini disematkan oleh kalangan muda karena Didi Kempot piawai membawa pendengar larut dalam emosi ketika mendengarkan ia menyanyi.
Hal yang cukup menarik darinya adalah kata 'Kempot' yang ia gunakan sebagai nama panggung. Dilansir dari Antaranews.com, Rabu (11/3) adik kandung dari pelawak senior Mamiek Prakoso ini mengaku kata tersebut memiliki hubungan dengan asal-usul perjalanan musiknya.
Baca juga:
Tidak Biasa, Konser Musik Kini Tidak Hanya Ditampilkan di Atas Panggung
"Sebelum saya masuk ke dunia rekaman, saya sempat jadi penyanyi jalanan alias Kempot, Kelompok Penyanyi Trotoar," tutur Didi saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/3).

Didi memang lahir di keluarga seniman. Ayahnya, Ranto Edi Gudel merupakan pemain ketoprak di Jawa Tengah. Sementara ibunya Umiyati Siti Nurjanah adalah penyanyi tradisional di Ngawi. "Saya berseni mungkin karena hidup ke kehidupan seniman tradisional," katanya.
Baca juga:
Para Musisi Indonesia Berbagi Pengalaman Pahit dalam Menjalin Kontrak Konser
Jalur seni yang dipilih Didi Kempot memang berbeda dengan kakaknya. Jika Mamiek Prakoso mengambil jalur lawak, Didi mencoba meneruskan apa yang telah ditempuh sang ibu dan membanggakan kedua orangtua.
Nasib baik pun datang, pria bernama lahir Dionisius Prasetyo tenar di Suriname dan Belanda. Ia bahkan beberapa kali memenangkan anugerah musik nasional di Suriname. Lagu Cidro menjadi awal kepopulerannya di sana.

"Saya nyanyi ada satu lagu Jawa judulnya Cidro, di Indonesia kurang terkenal, ternyata ada turis Suriname di Indonesia, domisili di Belanda, lagu itu lalu diputar di radio Amsterdam, lagunya digemari sekali." ucap Didi.
Kini The Godfather of Broken Heart berencana menggelar konser akbar untuk memperingati 30 tahun ia berkarya. Bertajuk Ambyar Tak Jogeti akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 10 Juli 2020.
"Konser ini paling membanggakan, di negara saya sendiri... Itu membanggakan karena ternyata Indonesia masih bisa menerima dan menghargai tembang-tembang Indonesia," katanya. (Yni)
Baca juga: