Nah Lho, Ulama Pantura Sambangi Rumah Dinas Ridwan Kamil. Ada Apa?
MerahPutih.com - Tokoh ulama Pantura menyambangi rumah dinas Wali Kota Bandung atau Pendopo Ridwan Kamil untuk menyuarakan agar memilih Daniel Mutaqien sebagai calon wakil gubernurnya pada Pilgub Jabar 2018 mendatang.
"Para kiai Pantura datangi Pendopo bertemu Emil untuk mengusulkan nama Daniel Muttaqien menjadi wakil gubernur Emil," kata pimpinan Ponpes Imam Al Ghazali Muhammad Ali, di Pendopo, Bandung, Jumat (22/12).
Ratusan ulama datang bersama santri-santrinya dari berbagai pesantren dan forum di Pantura. Menurutnya, Emil harus mempertimbangkan masukan dari ulama-ulama Pantura untuk memilih Daniel Mutaqien.
Terlebih, ulama Pantura telah berkontribusi dalam meningkatkan popularitas serta elektabilitas Emil di jalur Pantura yang termasuk Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon.
"Kami sudah ikut berpartisipasi juga dalam mendongkrak popularitas beliau. Kita sudah keliling silaturahmi adakan tablig akbar kemudian acara lain se-Jabar dengan komposisi Daniel Muttaqien," kata dia.
Menurut Ali, sosok Daniel bukan hanya sekadar politikus semata, juga telah banyak berkontribusi dalam kegiatan keagamaan di Pantura.
"Melihat rekam jejak kebijakan keluarga beliau terutama masalah agama di Indramayu ada juga kebijakan keagamaan honor dan madrasah," katanya.
Selain mendatangi Ridwan Kamil, rencananya Ali beserta kiai di Pantura juga akan berkomunikasi bersama Partai Golkar sebagai partai pengusung Daniel. Sebab, Golkar baru saja menyatakan menarik dukungannya kepada Emil.
"Kami akan silaturahmi ke DPP dan kami juga akan berkomunikasi dengan elite di sana," kata dia.
Sementara itu, Ridwan Kamil menyarankan agar masukan dari para kiai ini disampaikan kepada partai terkait. Terlebih, Golkar telah mencabut dukungannya dan tidak menjadi bagian dari partai koalisi.
"Ya, karena para kiai menyampaikan aspirasi kang Daniel, keputusannya sudah lewat dalam surat itu. Posisi hari ini Golkar mencabut dukungan. Jadi, susah bagi saya untuk memberikan komentar kecuali formasi itu masih ada," katanya. (*)
Sumber: ANTARA