Seni
Museum Macan Siapkan Pameran Luring dan Program Virtual untuk 2021
PENCINTA seni dan budaya, kamu dapat kembali berkunjung ke Museum MACAN mulai Januari 2021. Kamu juga bisa menikmati berbagai program pameran luring serta program daring yang akan dihadirkan untuk menyambut tahun baru 2021.
Dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan dan keamanan, Museum MACAN akan kembali menyambut para pengunjungnya dengan berbagai program pameran secara daring maupun luring.
Baca juga:
Dilansir dari Antaranews, Senin (14/12), Chairwoman Museum MACAN Foundation, Fenessa Adikoesoemo mengatakan seni telah memungkinkan banyak orang untuk merefleksikan tantangan pribadi dan komunal, memperkuat antara satu sama lain, dan juga berfungsi sebagai penanda tentang keadaan unik yang mengubah cara hidup.
"Saya yakin program yang solid dan perhatian penuh terhadap keselamatan pengunjung ini akan memungkinkan pemirsa kami dari seluruh Indonesia dan sekitarnya untuk menemukan seni dalam lingkungan yang aman namun tetap menyenangkan," kata Fenessa dalam sebuah siaran resmi.
Akan ada pameran yang mengangkat sebuah karya seni kontemporer dari Asia Tenggara, yakni Stories Across Rising Lands yang berfokus pada kejadian sehari-hari dan narasi harian kecil yang membentuk hubungan sosial dan budaya di suatu tempat. Karya tersebut akan dipamerkan pada Januari hingga Mei 2021.
Dikurasi oleh kurator Museum MACAN, Asep Topan dan kurator Korea yang berbasis di Jakarta, Jeong Ok Jeon, pameran ini akan menampilkan karya dari delapan orang perupa dan satu kolaborasi artistik dari.
Baca juga:
Mereka ialah Cian Dayrit (Filipina), Ho Rui An (Singapura), Kawita Vatanajyankur (Thailand), Saleh Husein (Indonesia), Lim Kok Yoong (Malaysia), Souliya Phoumivong (Laos), Maharani Mancanagara (Indonesia), Nge Lay (Myanmar), serta sebuah kolaborasi antara Tan Vatey dan Sinta Wibowo (Kamboja/Belgia).
Nantinya, pilihan karya dari koleksi museum yang bertajuk Semesta dan Angan juga akan dipamerkan, di antaranya instalasi Multiverses and Futures dari perupa asal Denmark-Islandia, Olafur Aliasson, lalu Portrait of Grace Jones karya Keith Haring.
Setiap tamu yang akan berkunjung ke museum, harus merencanakan kunjungannya sebelum datang melalui laman resmi atau melalui mitra tiket daring. Tiket yang tersedia secara daring akan dibatasi dengan kuota maksimal 100 tiket per sesi. Setiap harinya akan ada empat slot waktu yang tersedia untuk berkunjung. (kna)
Baca juga: