Sains

Museum London akan Memanen Mimpi untuk Penelitian

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 30 November 2020
Museum London akan Memanen Mimpi untuk Penelitian
Museum London ingin memanen mimpi untuk penelitian. (Foto: Pexels@Andrea Piacquadio)

KINI bunga dalam tidurmu atau mimpi jadi buruan untuk diteliti lho. Museum London dan Museum Mimpi Kanada bekerjasama untuk meluncurkan sebuah proyek bernama Guardian of Sleep. Tidak seperti yang kamu pikirkan, dalam proyek ini kamu tidak akan menemukan para pemeran Guardians of the Galaxy.

Proyek ini digambarkan sebagai pusat untuk mengeksplorasi signifikansi sosial dan politik dari kehidupan mimpi. Sedikit aneh, bukan? Tapi sebenarnya tujuan penelitannya cukup penting lho.

Baca juga:

Mimpi Tenggelam? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Seperti dilansir dari laman Hypebeast, kedua museum ini ingin mendapatkan wawasan yang lebih mendalam mengenai apa yang terjadi dalam kepala kita saat kita tertidur. Guardians of Sleep akan mengompilasikan mimpi setiap partisipannya selama masa pandemi Corona.

Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif museum bertajuk Collecting COVID. Tujuannya untuk memberikan lebih banyak informasi tentang bagaimana alam bawah sadar kita menciptakan skenario mimpi, baik atau buruk pada saat krisis. Kemudian hasilnya digunakan untuk lebih memahami kesehatan mental seseorang.

Museum London akan Memanen Mimpi untuk Penelitian
Proyek ini bertujuan untuk memberikan informasi mendetail mengenai bagaimana mimpi kita terbentuk saat situsasi krisis seperti pandemi. (Foto: Pexels/@Ivan Oboleninov)

"Penelitian baru dengan Museum of London ini bertujuan untuk menyediakan sumber daya yang kaya untuk lebih memahami pentingnya kehidupan mimpi sebagai mekanisme untuk mengatasi konflik sosial dan bagaimana pandemi telah memengaruhi kondisi manusia," kata pencipta proyek, Sharon Sliwinski.

Seperti yang kita tahu, pandemi ini mengubah banyak hal. Beberapa pakar menyebutkan bahwa situasi krisis semacam ini memunculkan sejumlah masalah fisik dan mental.

Menurut survei Kings College London yang dilakukan dari Juni 2020, kecemasan terhadap kehidupan pandemi tidak berhenti menghantui saat kita terjaga saja, melainkan juga mengganggu waktu tidur kita.

Baca juga:

Mimpi Buruk Ternyata Ada Manfaatnya

Para peneliti menemukan bahwa 50 persen orang dalam kelompok usia 16-24 tahun mengklaim bahwa mereka jadi lebih sering mengalami vivid dreams. Sebuah kondisi ketika mimpi kita terasa terlalu nyata sampai-sampai membuat kita kesulitan membedakan kenyataan dan dunia mimpi.

Hal itu terjadi karena secara tidak langsung keresahan dan kekhawatiran dapat terproyeksi melalui mimpi. Sebab mimpi merupakan manisfestasi paling autentik dari apa yang kita rasakan di dunia nyata.

Museum London akan Memanen Mimpi untuk Penelitian
Kekhawatiran selama pandemi COVID-19 terwujud dalam mimpi kita. (Foto: Pexels/@Craig Adderley)

Untuk itu, Museum London ingin memanen mimpi para respondennya dalam situasi abnormal ini karena hasilnya tentu akan sangat menarik dan berguna bagi ilmu pengetahuan.

Menurut Sliwinski, proyek ini terinspirasi dari deskripsi Freud mengenai mimpi sebagai penjaga tidur. Penjaga malam yang membantu kita mengartikulasikan pengalaman kita. "Bermimpi dipahami sebagai proses simbolik yang membantu kita mengatasi perjuangan yang kita hadapi dalam kehidupan nyata kita," jelas Sliwinski.

Museum London akan meluncurkan Guardians of Sleep pada Februari 2021. Saat ini mereka sedang mencari pesertanya. Bagi mereka yang tertarik bisa langsung mengirim surel kepada pihak museum paling lambat tanggal 15 Januari 2021.

Nantinya peserta yang terpilih akan mendiskusikan mimpi mereka dengan seorang sarjana psikosial dari Museum of Dreams. Lalu Museum London akan memutuskan apakah mimpi peserta itu cukup relevan untuk diarsipkan secara permanen atau tidak. (Sam)

Baca juga:

Terbangun dari Tidur saat Jatuh dalam Mimpi? ini Alasannya Menurut Ahli

#Mimpi #Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Samantha Samsuddin

Be the one who brings happiness
Bagikan