MerahPutih.com - Polresta Surakarta melakukan menyelidiki terkait munculnya mural berisi kritikan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Solo, Jawa Tengah. Mural tersebut dilakukan di rumah orang dan meresahkan warga.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan, pihaknya sejauh ini belum bisa memastikan apakah mural itu dilakukan seorang saja atau kelompok. Sejauh ini baru dalam tahap pembinaan.
Baca Juga
Muncul Mural Kritik Pemerintah, Gibran: Yang Bikin Tulisan Silakan Ketemu Saya
"Belum diketahui pelakunya sampai sekarang. Jika sudah ketemu akan dilakukan pembinaan. Tidak diselesaikan dengan penegakkan hukum," ujar Ade, Jumat (27/8).
Ade menegaskan, Polresta Surakarta mendukung kebebasan menyampaikan kritik dan pendapat dimuka umum sebagaimana diatur dalam Undang-undang. Namun, cara yang seharusnya dilakukan juga harus sesuai aturan yang berlaku.
"Aksi coret-coret (mural) tembok ini merupakan pelanggaran ketertiban umum, sehingga nantinya Satpol PP yang bisa melakukan penindakan," kata dia.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Solo, Arif Darmawan mengatakan, pihaknya sudah melakukan penghapusan terhadap sejumlah vandalisme yang ada di Solo. Hal ini dilakukan sesuai dengan amanat Peraturan Daerah (Perda) Kota Surakarta Nomor 10 tahun 2015.
"Mengacu pada perda, kasus ini sanksinya tipiring (tindak pidana ringan) dengan ancaman hukuman penjara tiga bulan atau denda Rp 50 juta," kata Arif.
Ia mengatakan selama ini pelaku yang ditangkap selalu di bawah umur atau berstatus masih pelajar sehingga hanya kita kenakan sanksi administratif serta pembinaan. Kemudian orang tuanya diminta membuat surat pernyataan.
Diberitakan sebelumnya, mural berupa coretan kata-kata yang menyindir pemerintah terkait situasi PPKM dan Pandemi muncul di Solo, Jawa Tengah muncul di sejumlah lokasi.
Tulisan tersebut berbunyi ‘Negaraku Minus Nurani, #RIP Pemerintah’, ‘2021 Perang Tanpa Musuh’, dan ‘Pray for PKL, Indonesiaku Lagi Sakit’. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Mabes Polri Apresiasi Masyarakat yang Ekspresikan Kritik Lewat Mural