MPR Minta Pemerintah Perhatikan Kesehatan Mental Petugas Medis
MerahPutih.com - MPR menyoroti kesehatan mental tenaga medis dikarenakan masih meningkatnya kasus virus corona (COVID-19).
Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan/Kemenkes, tetap melakukan pembinaan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada seluruh tenaga kesehatan yang berjuang di garda terdepan dalam menangani virus corona.
Baca Juga:
"Termasuk menjelaskan beban tugas tenaga kesehatan kepada masyarakat, sehingga tidak ada stigma negatif kepada tenaga medis," jelas Bamsoet dalam keteranganya, Selasa (4/8).
Ia menyebut, maraknya berita keliru dan hoaks soal COVID-19 juga memengaruhi mental para tenaga medis.
Ia mendesak agar seluruh pihak dapat bijak dan cermat dalam memilih informasi termasuk menggunakan sosial media. Tidak menyebarluaskan informasi hoaks atau yang belum terbukti kevaliditasannya terkait COVID-19.
"Serta terhadap pelaku yang abai terhadap tata cara berkomunikasi informasi yang benar dan baik agar ditindak tegas sesuai perundangan yang berlaku," jelas Bamsoet yang juga mantan wartawan ini.
Lalu, kepada seluruh masyarakat diminta untuk mendukung agar seluruh tenaga kesehatan di Indonesia tetap berkomitmen dalam menjalankan tugasnya berjuang melawan pandemi COVID-19.
Sementara itu, Kemenkes perlu memberikan layanan pemeriksaan mental dan pendampingan oleh psikiater secara gratis kepada tenaga kesehatan, serta memberikan asupan gizi yang cukup kepada tenaga kesehatan.
"Ini agar mereka dapat bekerja dengan kesehatan mental maupun fisik yang baik," ungkap Bamsoet yang juga mantan Ketua DPR ini.
Pria yang dikenal memiliki hobi motor besar ini berharap, pimpinan organisasi masyarakat dapat berpartisipasi melaksanakan secara disiplin instruksi presiden tersebut kepada seluruh anggota organisasi dan keluarganya.
Baca Juga:
Masyarakat Diminta Berhati-hati dengan Klaim Obat Corona Viral di Medsos
Termasuk melibatkan organisasi pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) dalam mengampanyekan protokol kesehatan guna membangun kesadaran masyarakat.
Tak lupa, perlu diperbanyak kampanye protokol kesehatan, dilengkapi dengan edukasi kepada masyarakat dan rekayasa sosial seperti simulasi menjaga jarak yang benar dan mencuci tangan dan disertai penegakan peraturan untuk pelanggar protokol kesehatan.
"Dengan begitu tidak terjadi pengabaian atau ketidakpatuhan dalam melaksanakan protokol kesehatan pencegahan COVID-19," tutup Bamsoet. (Knu)
Baca Juga: