Momentum Ramadan, Elite Politik Harus Akhiri Konflik

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Selasa, 07 Mei 2019
Momentum Ramadan, Elite Politik Harus Akhiri Konflik
Capres nomor urut 01 Joko Widodo berjabat tangan dengan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

MerahPutih.com - Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai agenda buka puasa hingga tarawih bersama di bulan Ramadan ini dapat menjadi jembatan rekonsiliasi para elite politik di kubu pasangan 01, Jokowi-Amin dan Prabowo-Sandi pasca-pilpres 2019.

"Mungkin juga safari tawarih maupun baksos bersama bisa menjadi jembatan rekonsiliasi," kata Wasisto kepada awak media, Selasa (7/5).

Capres nomor urut 01 Joko Widodo berjabat tangan dengan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Momen pelukan bersama Jokowi dan Prabowo. (Foto: Akmal Marhali/Facebook)

Wasisto menilai bulan ramadhan harus dapat dijadikan momentum para elite untuk berdamai dan tidak berkonflik. Semua niat berdamai itu harus dilakukan dengan kesungguhan hati.

"Kembali lagi kesungguhan hati elit masing- masing kubu apakah mereka mau berdamai atau mau masih berkonflik. Saya pikir saling memberi undangan berbuka puasa antar dua kubu itu efektif turunkan tensi," ujarnya.

Meski demikian, Wasisto memandang, bahwab potensi konflik pacsa pilpres 2019 sudah mulai mengendur manakala elite koalisi 02 mulai merapat ke 01.

Teranyar Presiden Jokowi menerima Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Negara beberapa waktu lalu. "Hal itu ditandai dengan berkurangnya tensi politik di ruang publik," tandas dia.

Sebelumnya, penyelenggaraan pemilu 2019 khususnya pemilu menjadi sorotan lantaran tingginya potensi konflik antara pendukung pasangan capres - cawapres. Hal itu pun disebabkan karena perdebatan para elite politik kedua kubu diruang publik. (Pon)

Baca Juga: Hari Santri Nasional, Telaah Peran Santri di Era Global

#Pengamat Politik #Ramadan #Pemilu 2019
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Bagikan