PLATFORM keterlibatan pelanggan berbasis wawasan untuk brand konsumen, MoEngage, baru-baru ini meluncurkan laporan data terbaru bertajuk Customer Engagement Benchmark (CEB). Laporan ini mencakup enam edisi untuk berbagai lokasi di seluruh dunia, seperti Amerika Utara dan Asia Tenggara.
Menurut laporan dari Statista, ekonomi internet Asia Tenggara bernilai USD 174 miliar atau sekitar Rp 2.710 triliun di 2021 dan diperkirakan akan mencapai USD 363 miliar atau sekitar Rp 5.654 triliun di 2025. Di tahun tersebut, lebih dari 80 persen koneksi di kawasan ini akan didominasi oleh smartphone.
Dengan demikian, perusahaan merasakan adanya urgensi merangkul transformasi digital untuk mengikuti konsumen saat ini, mengingat Asia Tenggara sedang bergerak menuju jaringan 5G.
Baca juga:
Microsoft Gandeng MoEngage Berdayakan Perusahaan Berfokus pada Pelanggan

Di sisi lain, banyak pihak yang mengkhawatirkan risiko perlambatan ekonomi akibat resesi global pada 2023. Saat brand konsumen menavigasi jalan mereka dalam melalui resesi, mayoritas perusahaan meningkatkan upaya mereka untuk mendorong keterlibatan dan retensi Pelanggan dengan lebih berfokus pada membangun loyalitas brand.
Dengan memanfaatkan data pihak pertama, brand dapat memahami pola dan preferensi perilaku pelanggan untuk melayani rekomendasi yang relevan dan tepat waktu dengan lebih baik.
Laporan MoEngage akan membantu tim pemasaran di berbagai industri memahami strategi Customer Engagement digital terbaru dalam melibatkan pelanggan yang sudah ada menggunakan data. Laporan ini juga menyediakan kumpulan studi kasus tentang bagaimana tim pemasaran perusahaan global melibatkan pelanggan dengan menggunakan platform keterlibatan berbasis wawasan seperti MoEngage.
Di Asia Tenggara, laporan tersebut mengungkapkan dampak pada pengalaman pelanggan di berbagai industri, salah satunya di Indonesia.
Baca juga:
Growth Summit 2022 Digelar, Belajar Teknologi dari Para Ahli

MoEngage menemukan bahwa 74 persen konsumen di Indonesia jarang mendapatkan berita dan pembaruan olahraga yang relevan. Selain itu, 33,2 persen orang Indonesia menginginkan pengingat pembaruan langganan dan peringatan melalui push notification di ponsel. Sementara 25,20 persen lebih memilih pesan dalam aplikasi seluler dan spanduk situs web pesan dalam aplikasi mobile in-app message.
20,4 persen konsumen di Indonesia ingin mendapatkan penawaran pinjaman dan pembaruan dari bank melalui WhatsApp. Sementara 18,8 persen konsumen di Indonesia mengandalkan push notification untuk mendapatkan pembaruan terkini tentang pasar saham atau portofolio investasi.
“Laporan kami menunjukkan bahwa untuk meningkatkan loyalitas brand dan menumbuhkan Loan to Value ke depan, perusahaan di Asia Tenggara harus menganalisis perilaku pelanggan dan perjalanan mereka untuk lebih memahami cara mempersonalisasi dan meningkatkan pengalaman brand secara keseluruhan,” kata General Manager Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru, MoEngage, Saurabh Madan, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com.
Oleh karena itu, lanjut Madan, pihaknya mengembangkan platform keterlibatan pelanggan yang memberikan wawasan dan memungkinkan perusahaan untuk membuat kampanye di beberapa titik kontak. (and)
Baca juga: