Moeldoko Terjun ke Bisnis Bus Listrik

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Rabu, 03 Februari 2021
Moeldoko Terjun ke Bisnis Bus Listrik
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (Foto: setkab).

MerahPutih.com - Indonesia bersiap memproduksi bus listrik dengan kapasitas 1.200 per tahun. Saat ini ada tiga industri yang siap berproduksi, di antaranya PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang diinisiasi oleh Kepala KSP Moeldoko, PT INKA, dan PT Kendaraan Listrik Indonesia (KLI).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier menegaskan, kesiapan Indonesia memproduksi bus listrik itu seiring dengan perkembangan teknologi dan penguatan aspek lingkungan serta penurunan karbon.

Baca Juga:

10 Tahun Lagi di Inggris Hanya Ada Mobil Listrik

"Itu menuntut kita beradaptasi untuk membangun produk dengan inovasi yang comply dengan perkembangan itu," ucapnya.

Ia menyampaikan, teknologi yang digunakan untuk bus listrik juga telah ada dalam peta jalan yang disusun Kementerian Perindustrian.

Pemerintah tengah mempersiapkan jaringan charger station untuk kendaraan listrik, pabrik baterai kendaraan listrik hingga penguatan infrastruktur kendaraan berbasis listrik .

"Semua sudah kita akomodasi teknologi yang berkembang, sudah ada di roadmap," ucapnya.

Taufik berharap, kontribusi industri bus nasional dapat terus meningkat terhadap ekonomi nasional mengingat potensi yang cukup besar. Hal ini, karena dari sisi demografi, Indonesia berpenduduk 260 juta terdiri dari 34 provinsi, 451 kabupaten kota tentunya membutuhkan mobilitas kendaraan besar, seperti bus.

"Penguatan industri bus di tanah air perlu dilakukan dengan serius agar pasar di dalam negeri diisi oleh produksi anak bangsa kita sendiri," ujarnya.

Ilustrasi Bus, (Foto: Antara)
Ilustrasi Bus, (Foto: Antara)

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury mengungkapkan baterai listrik akan menjadi industri di masa depan dan Indonesia.

"Indonesia bisa menguasai secara terintegrasi sebuah value chain dari hulu ke hilir untuk industri besar dan sangat strategis buat dunia. Semua orang di dunia sedang membicarakan bahwa the future is battery (baterai adalah masa depan)," katanya.

Ia mengatakan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke tujuh di dunia pada 2020 memiliki posisi yang kuat untuk bisa membangun industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan baterai EV yang terintegrasi. Terlebih dengan dukungan sebagai negara terbesar di dunia yang memiliki cadangan nikel, bahan baku utama baterai EV.

"Ini yang ke depan perlu kita perhatikan. Jangan sampai kita memiliki sumber daya yang cukup tapi kita tidak manfaatkan keunggulan yang kita miliki," katanya dikutip Antara.

Pahala mengingatkan agar jangan sampai kesalahan di masa lampau terulang di mana Indonesia hanya sekadar mengekspor sumber daya mineral namun tidak memanfaatkan potensi penciptaan nilai tambah produknya.

Pengembangan industri baterai kendaraan listrik diperkirakan akan memberi dampak bagi perekonomian nasional sebesar 25 miliar dolar AS atau sekitar Rp400 triliun pada 2027 mendatang dan mempekerjakan sekitar kurang lebih 23 ribu karyawan. (*)

Baca Juga:

Ridwan Kamil Jadi Gubernur Pertama Jadikan Mobil Listrik Jadi Kendaraan Dinas

#Breaking #Jenderal Moeldoko #Mobil Listrik
Bagikan
Bagikan