Merahputih.com - Mobilitas masyarakat di Jawa-Bali dalam sepekan terakhir mengalami penurunan. Data ini diambil pemerintah dari pantauan Google mobility.
Menko Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkap ada dua kemungkinan penyebab turunnya mobilitas masyarakat itu.
"Apakah itu mungkin karena selesai libur atau masyarakat kita mulai disiplin," kata Luhut dalam jumpa pers yang disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/1).
Baca Juga
Luhut mengatakan penurunan mobilitas di Jawa-Bali ini diprediksi karena masyarakat sudah mulai waspada terhadap varian Omicron. Luhut mengapresiasi warga yang tetap disiplin protokol kesehatan.
"Hal ini diprediksi akibat waspadanya masyarakat terhadap varian ini. Pemerintah dalam hal ini mengapresiasi langkah seluruh masyarakat yang mulai awas terhadap dampak Omicron ini," ujar Luhut yang berharap tren ini berjalan konsisten selama 3 pekan.
Luhut juga menyampaikan mengenai transmisi lokal kasus COVID-19 yang kini sudah lebih mendominasi. Kasus COVID-19 dari pelaku perjalanan luar negeri sudah menurun.
Selain itu, kasus yang disebabkan pelaku perjalanan luar negeri sudah berada di bawah 10 persen dari total kasus nasional.
"Ini dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibanding waktu sebelumnya," ujar Luhut.
Baca juga:
Ia juga memperingatkan masyarakat yang tak memiliki aplikasi peduliLindungi untuk tidak ke mal. Pasalnya, aplikasi ini mampu mendorong percepatan program vaksinasi oleh Pemerintah.
Luhut mengatakan, aktivitas dan mobilitas masyarakat dapat lebih terkontrol di tengah penanganan dan melonjaknya kasus virus varian omicron khususnya di tempat umum seperti mal.
“Kita akan menguatkan dan memasifkan lagi penggunaan Aplikasi PeduliLindungi khususnya dalam varian Omicron ini,” kata Luhut.
Dengan memaksimalkan penggunaan aplikasi tersebut menjadi jawaban ketika angka kasus COVID-19 varian omicron tidak melonjak tinggi di banding negara yang lain.
Baca Juga:
Kasus Omicron Indonesia Paling Banyak 'Diimpor' dari Arab Saudi
Karena jika mal tersebut tidak menerapkan aplikasi tersebut dapat berisiko pada penularan varian baru khusunya Omicron.
“Saya kira ini menjadi momentum untuk mendisiplinkan untuk bangsa ini, satu minggu terakhir ini kasus terus mengalami peningkatan,” tutup Luhut. (Knu)