Mitos Seputar Menurunkan Berat Badan

P Suryo RP Suryo R - Minggu, 29 Oktober 2017
Mitos Seputar Menurunkan Berat Badan
Banyak mitos mengenai penurunan berat badan. (Foto: healthday)

BELUM juga melakukan penurunan berat badan, namun sudah ada saja info yang masuk ke dalam telinga. Yang inilah, yang begitulah. Terkadang info yang sebenarnya cuma mitos itu membuat orang yang berniat menurunkan berat badan menjadi sangat berat.

Seperti yang dimuat dalam laman TIME Health, menjabarkan berbagai mitos yang berkembang pada publik dan komentar para pakar mengenainya.

Yang paling sering didengar adalah mustahil untuk menurunkan berat badan. Padahal tidak demikian. Menurut The National Weight Control Registry di Amerika menyebutkan pada tahun 1994 program menurunkan berat badan hanya sekitar 13 kg saja. Namun pada tahun-tahun belakangan ini seseorang mampu menurunkan bobotnya rata-rata 29 kg.

Perkembangannya menjadi lebih baik. Info yang benar yang mereka terima membuat program diet menurunkan bobot menjadi sukses. Pola dietnya pun berubah, seperti lebih banyak berolahraga, sarapan yang lebih baik dan berbagai kegiatan yang membuat berat badan turun.

Mitos berikutnya adalah makan sedikit dan berolahraga yang banyak sedikit ada benarnya. Sayangnya program diet yang ada menafikan faktor-faktor lainnya. Seperti genetika, lingkungan, kondisi emosional dan makanan seperti apa yang dikonsumsi.

Perdebatan para ahli gizi masih seputaran kalori. Ada yang berpendapat hanya menghitung jumlah kalori yang masuk tidak banyak membantu, sebab faktor lain seperti bilogi memainkan peran yang besar pula. Demikian pula dengan kalori yang masuk berbanding dengan kalori yang terbakar harus diperhatikan pula untuk menjaga komposisi yang baik.

Seperti yang dikatakan oleh Dr. David Ludwig dari New Balance Foundation Obesity Prevention Center, kebutuhan kalori dalam tubuh tidak bisa dikurangi begitu saja. Sebab ini akan berdampak pada hormon-hormon dan metabolisme, kesehatan tubuh akan terancam.

Ludwig menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat dan menghindari dari makanan terproses yang terlalu banyak gula.

Jadi ada baiknya memperhatikan asal dari kalori yang dikonsumsi. Jangan kemudian menghindari sama sekali kalori. Produk diary masih dianggap lebih baik dikonsumsi dengan kalori yang sehat. Penekanannya adalah menghindari makanan terproses.

Menghilangkan 10% berat badan memberikan perubahan besar pada kesehatan seseorang. Ini berdampak sehat pada tekanan darah, kontrol gula darah, menurunkan risiko sakit jantung dan diabetes tipe 2.

Menurut Dr. Yoni Freedhoff, pakar obesitas dari Bariatric Medical Institute di Ottawa, menyarankan program diet yang cocok dengan tubuh. Banyak program diet yang diketahui oleh publik. Antara satu dengan yang lainnya tidak memberikan hasil yang sama pada seseorang. Yang terpenting menurut Freedhoff adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan tubuh yakni pemenuhan kebutuhan kalori dan protein yang normal.

Mengonsumsi banyak makanan sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Mitos ini dikembalikan lagi pada asal makanan yang dikonsumsi. Penyumbang berat badan yang utama adalah kalori tinggi yang terdapat pada makanan dan minuman yang terproses.

Mitos berikutnya adalah tidak mengonsumsi alkohol yang memuat kalori tinggi. Mitos ini menurut New York Times ada benarnya bila mengonsumsinya melewati batas. Namun kalau dikonsumsi dalam jumlah sedikit, dampaknya tidak besar.

Niat untukmenurunkan berat badan tidak ada hubungannya sama sekali. Sebab kembali lagi faktor biologi tubuh yang memainkan peran utama dalam menurunkan berat badan. Jika program dietnya tidak cocok dengan biologi tubuh maka menurunkan berat badan tidak akan berpengaruh apapun.

Kevin Hall, dari National Institutes of Health, menguraikan bahwa jika badan kehilangan bobot tertentu, maka metabolisme mereka kemudian akan meminta asupan nutrisi yang lebih besar, termasuk kalori di dalamnya. Jadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan niat menurunkan berat badan. (psr)

#Diet
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan