Kecantikan

Mitos Pemanfaatan Vitamin C untuk Perawatan Kulit

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 25 November 2022
Mitos Pemanfaatan Vitamin C untuk Perawatan Kulit
Masih banyak yang salah kaprah soal vitamin C dalam produk perawatan kulit. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

BANYAK produk perawatan kulit dengan kandungan vitamin C yang menjanjikan kulit sehat dan cerah. Mulai dari produk untuk wajah hingga badan. Namun, nyatanya tidak semua hal mengenai vitamin C dalam produk-produk itu benar adanya.

Terdapat mitos tentang vitamin C dalam produk perawatan kulit yang perlu kamu ketahui. Apa saja? Yuk kita simak beberapa di antaranya, seperti dilansir laman The List.

Vitamin C harus digunakan dengan persentase yang Lebih Tinggi

Persentase vitamin C yang lebih tinggi dalam sebuah produk nyatanya lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan dengan keuntungan. Meskipun bahan aktif yang diformulasikan dengan persentase lebih tinggi dapat memberikan hasil yang lebih cepat, namun bahan tersebut juga dapat meningkatkan risiko iritasi yang akan menimbulkan beberapa masalah pada kulit yang ingin kamu atasi.

Mitos ini tentunya berbahaya untuk dipercaya. Karena menggunakan lebih banyak vitamin C akan menimbulkan efek buruk. Menurut sebuah studi di 2017 yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, antara 8% hingga 20% sudah cukup untuk melihat hasil yang memadai secara topikal.

Baca juga:

Optimalisasi Ekstrak Yuzu untuk Atasi Kulit Kusam

Mitos Pemanfaatan Vitamin C untuk Perawatan Kulit
Kandungan vitamin C bisa ditemukan pada banyak sekali buah-buahan hingga sayuran. (Foto: Pexels/Lisa Fotios)

Vitamin C bisa menggantikan tabir surya

Ketika vitamin C dioleskan ke kulit, dapat memberikan beberapa manfaat. Sebuah studi di The British Journal of Dermatology menemukan korelasi positif antara vitamin C dan perlindungan terhadap sinar matahari. Hal tersebut dikarenakan kemampuan perlindungan UVA dan UVBnya. Banyak yang percaya bahwa vitamin C juga dapat berfungsi sebagai tabir surya.

Namun, nyatanya hal ini merupakan mitos yang berbahaya. Meskipun begitu, apabila ingin menggunakan serum dengan vitamin c, kamu tetap harus mengenakan tabir surya.

Baca juga:

Retinol dan Vitamin C Digunakan Bersamaan, Berbahayakah?

Mitos Pemanfaatan Vitamin C untuk Perawatan Kulit
Vitamin C tidak bisa menggantikan tugas perlindungan yang dilakukan tabir surya. (Foto: Pexels/Moose Photos

Vitamin C membantu proses penyamakan kulit

Vitamin C melewati proses yang disebut oksidasi. Setelah teroksidasi, warna produk yang mengandung vitamin c bisa berubah dari warna kekuningan yang khas menjadi rona oren kecoklatan. Menurut dokter kulit, Zoe Diana Draelos, proses ini dapat diukur dan diamati melalui buah persik.

Hal tersebut dikarenakan buah persik kaya akan vitamin. Dengan membiarkan buah ini di luar selama beberapa jam pada suhu kamar, akan menyebabkan terjadinya perubahan warna. Begitu hal ini terjadi, potensi vitamin C mulai berkurang dan juga bisa terjadi pada produk perawatan kulit yang diformulasikan dengan vitamin C.

Proses oksidasinya merupakan salah satu alasan mengapa banyak yang percaya bahwa vitamin C membuat kulit menjadi lebih gelap. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa antioksidan memiliki sifat pelindung matahari yang mungkin bisa mencegah dan mengobati hiperpigmentasi. Meskipun mitos bahwa vitamin C bisa membuat penyamakan kulit belum tentu salah, namun itu tidak membuat kulit menjadi cokelat. (yos)

Baca juga:

Cara Tepat Oleskan Self-Tanner agar Kulit Bersinar

#Kecantikan #Mitos #Vitamin C #Skin Care
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.
Bagikan