Misteri Batu Berjalan di Death Valley, Terpecahkan Batu berjalan dibuktikan dengan jejak khas seperti bekas tergeser. (Unsplash/Andrey Grinkevich)

BANYAK fenomena di dunia ini yang dianggap misteri bagi sebagian orang. Kemudoan fenomena ini yang menarik ilmuwan untuk membuktikan secara ilmiah.

Tentu saja, semuanya memiliki alasan yang tepat dan dengan penerapan metode ilmiah yang tepat, pada akhirnya alasan tersebut dapat diungkap. Salah satu misteri alam terlama di Amerika Serikat adalah misteri Batu Berjalan di Death Valley.

Baca Juga:

Danau Toba Perpaduan Alam dan Budaya yang Indah

batu
Konon batu-bau ini bergerak sepanjang tanah ketika tidak ada orang yang melihat. (Pixabay/PDPhotos)

Di Taman Nasional Death Valley, yang terletak di perbatasan antara California dan Nevada, terdapat hamparan tanah kering yang dikenal dengan nama Racetrack Playa. Nama itu mengacu pada batu-batu besar dan berat yang menghiasi permukaannya. Konon batu-bau ini bergerak sepanjang tanah ketika tidak ada orang yang melihat. Itu dibuktikan dengan jejak khas seperti bekas tergeser.

Batu-batu yang 'berjalan' ini menjadi topik penyelidikan ilmiah sejak awal tahun 1900-an. Para peneliti berusaha mencari tahu kemungkinan yang menggerakkan batu-batu yang berat ini. Baru pada tahun 2014 titik cerah nampak di permukaan.

Dari pandangan sekilas, batu-batu berat yang melapisi Racetrack Playa seharusnya tidak bisa bergerak kecuali dengan bantuan alat-alat berat. Lagipula, ini adalah tanah yang benar-benar datar, bebatuan itu mungkin awalnya jatuh dari permukaan tebing di sekitarnya.

Kemudian setelah berada di tanah yang padat tidak akan bergerak ke mana-mana. Setidaknya tanpa sesuatu yang mendorongnya. Yang terjadi sesungguhnya ada sesuatu yang mendorong batu-batu ini. Hanya saja bukan sesuatu yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

Pada tahun 2014, dengan menggunakan kombinasi kamera time-laps dan sensor kecil yang dipasang pada batu-batu itu. Para peneliti menemukan pandangan aktual pergerakan batu untuk pertama kalinya dalam sejarah. Para pakar dapat melihat bahwa yang menggerakkan batu-batu ini adalah es.

Baca Juga:

Situ Bagendit Selesai Ditata Ulang, Dibagi dalam 6 Zona Memanjakan Pelancong

batu
Pergerakannya yang sangat lambat, bahkan nyaris tidak terdeteksi. (Unsplash/Urip Dunker)

Laman slashgear menuliskan bahwa meskipun di siang hari sangat panas, namun pada malam hari wilayah ini sangat dingin. Meskipun sangat jarang sekali hujan turun pada musim dingin di Death Valley, tapi hujan ini membentuk lapisan es yang sangat tipis di tanah.

Ketika matahari terbit dan suhu kembali naik, es mencair, membuat tanah di sekitarnya menjadi berlumpur. Tetapi, lapisan es kecil tetap berada di bawah bebatuan dalam waktu yang lebih lama. Pada saat itu, yang diperlukan hanyalah angin dengan kecepatan rendah dan bebatuan mulai bergeser.

Alasan mengapa tidak ada orang yang bisa melihat bebatuan itu bergerak adalah karena pergerakannya yang sangat lambat, bahkan nyaris tidak terdeteksi. Dengan sedikit angin dan lapisan es, bebatuan hanya akan bergeser sekitar lima hingga 15 kaki per menit (152 - 457 cm) dan hanya bergerak selama sekitar 15 menit.

Pada saat orang-orang menyadari bahwa bebatuan telah bergerak sedikit, batu-batu itu sudah berhenti. Ditambah lagi, jika semua bebatuan di tanah bergerak sekaligus, orang-orang mungkin akan menganggap gerakan tersebut sebagai tipuan matahari gurun.

Meskipun misteri batu berjalan telah terpecahkan, namun tetap menjadi salah satu atraksi paling terkenal di Death Valley hingga saat ini. Tidak hanya bagus untuk dilihat, tetapi juga merupakan implikasi dari kejadian alam yang benar-benar sempurna. Hal ini tidak akan pernah bisa terjadi kecuali jika setiap elemen yang relevan berada dalam posisi yang benar-benar sempurna. (aqb)

Baca Juga:

Lepas Penat di Pulau Penyengat

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Jelang Tayang ‘The Uncanny Counter 2: Counter Punch’, Jo Byung-kyu Respons Tuduhan Bullying
ShowBiz
Jelang Tayang ‘The Uncanny Counter 2: Counter Punch’, Jo Byung-kyu Respons Tuduhan Bullying

Byung-gyu mempertaruhkan kelanjutan kariernya untuk menempuh jalur hukum demi membersihkan namanya.

Film Komedi Keluarga 'Mohon Doa Restu' Tayang 26 Oktober 2023
ShowBiz
Film Komedi Keluarga 'Mohon Doa Restu' Tayang 26 Oktober 2023

Film 'Mohon Doa Restu' dibintangi oleh Jefri Nichol dan Syifa Hadju.

Disney+ Makin Ketat dengan Kebijakan Berbagi Password
Fun
Disney+ Makin Ketat dengan Kebijakan Berbagi Password

Disney+ Hotstar ikuti jejak Netflix soal kebijakan berbagi password.

Pelin Rilis Lagu Bernuansa R&B Berjudul 'Sleepcall'
ShowBiz
Pelin Rilis Lagu Bernuansa R&B Berjudul 'Sleepcall'

Pelin lepas lagu baru 'Sleepcall'

Vaginismus, Penyakit Langka Menyerang Organ Intim
Fun
Vaginismus, Penyakit Langka Menyerang Organ Intim

Vaginismus sering ditemukan pada pasangan suami istri baru.

Ramai Soal eSAF, Honda Berikan Garansi Rangka 5 Tahun untuk Semua Model
Hiburan & Gaya Hidup
Ramai Soal eSAF, Honda Berikan Garansi Rangka 5 Tahun untuk Semua Model

Menanggapi kekhawatiran konsumen terhadap rangka eSAF.

MSI Meluncurkan Laptop Co-Branded Edisi Terbatas
Fun
MSI Meluncurkan Laptop Co-Branded Edisi Terbatas

MSI kembali meluncurkan laptop terbarunya di MSIology: Luxury Gaming Experience.

Pesepeda Indonesia Dzaki Wardana Sukses Taklukan Trans Am Bike Race
Hiburan & Gaya Hidup
Pesepeda Indonesia Dzaki Wardana Sukses Taklukan Trans Am Bike Race

TABR merupakan salah satu event ultra cycling (bersepeda jarak jauh) bergengsi di dunia

Promo Happy Hours, Promo Gratis di GIIAS Semarang 2023
Fun
Promo Happy Hours, Promo Gratis di GIIAS Semarang 2023

GIIAS Semarang 2023 digelar di Marina Convention Center.

Lokasi Film 'Dungeons & Dragons: Honor Among Thieves' Terinspirasi dari Dunia Nyata
ShowBiz
Lokasi Film 'Dungeons & Dragons: Honor Among Thieves' Terinspirasi dari Dunia Nyata

'Dungeons & Dragons: Honor Among Thieves' merupakan film petualangan aksi-fantasi.