Minta Maaf Saat Halalbihalal Sekalian Pamer Barang Baru Biar Apa Sih?

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Kamis, 20 Mei 2021
Minta Maaf Saat Halalbihalal Sekalian Pamer Barang Baru Biar Apa Sih?
Lebaran bukan ajang pamer barang baru. (Unsplash-Hasan Almasi)

HARI pertama masuk kantor setelah libur lebaran suasana berubah heboh. Selain wallpaper komputer tiba-tiba berubah gambar ketupat, musik lagu-lagu rohani, dan entah kenapa pasti ada satu item fesyen teman sekantor mendadak baru.

Baca juga:

Yuk Minta Maaf dan Koreksi Kebiasaan Sehari-Hari yang Berakibat Fatal Bagi Kucing Domestik

"Minal aidin walfaidzin. Mohon maaf lahir dan batin. Kangen banget deh padahal cuma libur empat hari," kata seorang teman sambil tangannya menangkup dan berkali-kali menggerak-gerakan sehingga bunyi rentetan gelang emas berdentingan ketika halalbihalal.

Sepanjang berbincang di saat halalbihalal, ia selalu menyempatkan mengangkat, atau sekadar menggerakan lengan, sehingga memicu suara riangan rentetan gelang emasnya. Belakangan, baru sadar kalau ia memang sedang pamer gelang barunya.

lebaran
Tidak semua teman atau lingkungan bisa menerima pamer. (foto: freepik/odua)

Setelah Idulfitri, terutama saat halalbihalal lumrahnya menjadi ajang umat berinteraksi lebih intensif karena ada sesi maaf-maafan sehingga menuntut tiap individu mengenakan busana terbaik.

Bagi kebanyakan orang, busana terbaik saat halalbihalal Idulfitri diterjemahkan menjadi baru. Enggak aneh bila toko busana dan turunannya laris diserbu pembeli jelang lebaran. Bahkan, lebaran bagi beberapa orang memang jadi satu-satunya momentum agar bisa beli busana baru.

Enggak sedikit, sebelum pandemi COVID-19, busana baru sengaja dibeli untuk digunakan di masing-masing acara di sekitar lebaran, seperti busana hari pertama, hari kedua lebaran, busana lebaran bareng teman, busana lebaran bersama pacar, halalbihalal keluarga, teman, dan kantor. Jadi, bagai beberapa orang beli pakaian enggak cukup hanya satu pasang.

Baca juga:

Alasan Paling Aman Minta Maaf Enggak Bisa Datang Silaturahmi Saat Lebaran

Jika sebatas mengenakan pakaian terbaik bertujuan menghormati tamu, teman, atau kerabat tentu tidak jadi masalah. Paling menjengkelkan jika sudah jadi ajang pamer melebihi konten 'berapa harga outfit lo'.

"Maaf lahir dan batin bund. Ih alisnya cetar banget sih".

"Sama-sama. Makasih lho abis sulam kemarin lumayan sih harganya. Tapi, sekarang kok makin glowing aja," balas mitra bicara.

"Skincare tiap malam aja kok. Jadi emang beli sepaket sih. Enggak bisa lah ketengan nanti malah jelek. Baydewey caftannya lucuk deh. Pas gitu," sambungnya.

lebaran
Memuji terus-menerus padahal sedang menilai keburukan. (foto: freepik/odua)

"Ah biasa aja kok kan cuma rancangan Dira Auliandary. Kamu juga tauk tuniknya bagus".

Begitu aja terus saling memuji padahal sebenarnya saling membandingkan. Seriusan obrolan tersebut enggak tahu kapan harus diakhiri, mungkin jika tiba-tiba petir menyambar di siang bolong.

Selain di dunia nyata, komunikasi saling memuji tapi sebenarnya membandingkan kemudian berpindah ke dunia maya, terutama media sosial.

Begitu seorang foto out fit of the day (OOTD) lebaran. Kadang di kolom komentar ada aja teman lain memuji, atau ibaratnya perbincangan tadi pindah dari lisan jadi tulisan.

Meski kebiasaan pamer bersifat internal, Hanan Parvez founder PsychMechanics, tetap saja senantiasa berkaitan dengan lingkungan tempat orang tersebut berada.

lebaran
Saling pamer di hari lebaran terkadang cuma cari pembuktian saja. (foto pexels fauxels)

Kebiasan umum pamer, lanjut Parvez, bertalian erat dengan insecurity atau ada perasaan dirinya tidak dianggap penting sehingga sekuat tenaga berusaha menjadi penting di antara lingkungannya.

Bisa pula memang semata pembuktian tentang pencapaian. Ada pula, lanjut Parez, faktor kebiasaan masa kecil membentuk perilaku pamer sebagai unjuk diri di lingkungan sosial.

Namun, enggak semua lingkungan atau lingkup pertemanan bisa mengamini kebiasan pamer seseorang. Mereka tentu jengah apalagi bila ada ketimpangan sosial jelas di dalam lingkup tersebut.

Jika ada satu orang di antara lingkup pertemanan kecil hanya membeli celana dalam baru untuk lebaran, apakah ia harus pamer pada teman-temannya. Mengenakan celana dalam di luar serupa Superman, lantas berbicara panjang lebar terkait perjuangannya membeli celana dalam di tengah terik matahari pasar kaget saat puasa. Kan enggak mungkin banget pamer celana dalam meski baru. (*)

Baca juga:

Ketika Maafkan Slank Menyentuh Hati Penggemar

#Mei Negeri Aing Maaf-maafan
Bagikan
Bagikan