MerahPutih.com - Aksi kudeta terhadap pemerintah, terjadi di Afrika. Kali ini, militer Burkina Faso mengkahiri kekuasaan Presiden Roch Kabore. Sampai saat ini, belum ada informasi terkait keberadaan presiden.
Selain menggulingkan presiden, militer telah menangguhkan konstitusi, membubarkan pemerintah dan majelis nasional, dan menutup perbatasan.
Baca Juga:
Soal Amandemen Konstitusi, Politisi Golkar Singgung Kudeta di Guinea
Pengumuman itu ditandatangani oleh Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damiba pada siaran televisi pemerintah.
Dikutip Antara, pengambilalihan kekuasaan diklaim militer, dilakukan tanpa kekerasan dan bahwa orang-orang yang ditahan berada di lokasi yang aman.
Pernyataan yang disampaikan melalui siaran televisi itu dibuat atas nama entitas yang sebelumnya tidak pernah terdengar, yakni Gerakan Patriotik untuk Perlindungan dan Pemulihan atau dalam akronim bahasa Prancisnya disebut MPSR. MPSR, ini mengklaim mencakup semua bagian tentara.
Situasi keamanan dan kondisi yang memburukdi tegaskan pihak militer, sebagai ketidakmampuan Kabore dalam menyatukan bangsa dan secara efektif menanggapi tantangan yang dihadapinya.
Siaran pernyataan oleh militer Burkina Faso itu muncul setelah dua hari berlangsungnya kebingungan dan ketakutan di ibukota Ouagadougou, di mana terjadi tembakan dari senjata-senjata berat di kamp-kamp tentara pada Minggu (23/1).
Sebelumnya, partai pendukung Kabore mengatakan dia selamat dari upaya pembunuhan, tetapi tidak memberikan keterangan rinci.
Sementara itu, Uni Afrika dan blok Afrika Barat (ECOWAS) sama-sama mengutuk tindakan militer yang mereka sebut percobaan kudeta. (*)
Baca Juga:
Kudeta Militer Terjadi di Guinea Setelah Presiden Menjabat Buat ke-3 Kalinya