MUNGKIN anak-anak tidak menyebutkan keluhan apapun, karena bisa jadi mereka kurang sensitif atau belum cukup paham bagaimana gangguan penglihatan merupakan sesuatu yang harus diatasi. Maka, menurut dr. Zoraya A. Feranthy, SpM dari Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia, orangtua sebaiknya tetap memeriksakan mata anak ke dokter.
"Skrining rutin mata penting, tidak harus menunggu ada keluhan. Banyak penyakit mata yang bisa kita cegah," kata dr. Zoraya seperti yang dikutip Antara, Rabu (23/11).
Menurut dr. Zoraya, bayi setelah lahir dapat langsung mendapatkan pemeriksaan pada matanya. Ini untuk mendeteksi berbagai penyakit bawaan seperti katarak dan glaukoma bawaan.
Baca juga:
Jaga Kesehatan Mata Anak dengan Metode 20:20

Pemeriksaan mata dini juga dapat mendeteksi miopi atau rabun jauh yang dialami anak-anak. Anak dengan kondisi rabun jauh seringkali memberikan gambaran dengan memicingkan matanya saat melihat objek jauh. Maka, kepekaan orangtua juga diperlukan untuk memantau apa yang menjadi keluhan anak.
"Kalau memegang suatu objek misalnya gawai, dia suka dari dekat," terang dr. Zoraya yang mendapatkan gelar dokter spesialis mata dari Universitas Padjajaran Bandung itu.
Miopi pada prinsipnya kondisi saat terjadi ketidaksesuaian antara panjang bola mata dengan kekuatan optiknya sehingga seseorang tidak bisa memfokuskan cahaya pada retina. Kondisi ini membutuhkan lensa minus untuk bisa menjatuhkan bayangan tepat di retina.
Baca juga:
Bunda Jangan Lupa Periksa Kesehatan Mata si Kecil

"Sehari-hari tidak tampak ada keluhan tidak ada salahnya skrining. Kita harus lebih hati-hati. Bisa jadi anak tidak memberikan gambaran sama sekali tetap ternyata minusnya (sudah) tinggi," ungkapnya.
Zoraya menuturkan kondisi mata minus dianggap sebagai gangguan refraksi tertinggi dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi pada tahun 2050, setengah populasi dunia akan mengalami mata minus.
Berbicara penyebab, menurut dia, jarangnya anak terpapar matahari akibat pandemi yang mengharuskan mereka di rumah sehingga terus menggunakan penglihatan jarak dekat, kurang vitamin D, dan faktor genetik merupakan di antaranya.
"Apakah faktor genetik mutlak? Tidak, bisa juga dipengaruhi nutrisi, kebiasaan, lingkungan, dan lainnya," tandasnya. (waf)
Baca juga:
Makanan yang Mampu Mengembalikan Fokus Anak