SEJUMLAH anak dengan gambar di wajah tampak mengacungkan kertas, layaknya tengah menggelar unjuk rasa. ‘Anak Generasi Masa Depan’ dan ‘Penuhi Hak Anak’ ialah dua dari sekian tulisan yang tertera pada kertas warna-warni yang dipertunjukkan. Beberapa anak lainnya tampak memegang tinggi-tinggi bendera Merah Putih berukuran kecil.
Anak-anak dari Sanggar Anak Harapan (SAH) itu bukan tengah berdemo. Mereka tengah berpawai merayakan Hari Anak Nasional. Yayasan Sanggar Anak Harapan (SAH) menggelar rangkaian kegiatan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) mulai 23 hingga 27 Juli 2022. Pada peringatan tahun ini, Sanggar Anak Harapan memilih tema Berbagi ceria dan keberpihakan pada hak anak karena memberi bukan berarti lebih!.
BACA JUGA:
Beragam kegiatan seperti perlombaan untuk anak, pawai, pemutaran dan diskusi film, hingga pembuatan mural di ruang kelas Sekolah Harapan diselenggarakan di Sanggar Anak Harapan, Tanah Merah, Jakarta Utara, serta di kompleks Institut Kesenian Jakarta, Cikini, Jakarta Pusat.
Uniknya, seluruh rangkaian kegiatan dipersiapkan ibu-ibu Tanah Merah atau orangtua anak-anak Sanggar Anak Harapan. Pendampingan terhadap orangtua menjadi kunci pendidikan karakter generasi. Hal itu juga yang selama ini telah dilakukan Sanggar Anak Harapan dalam menerapkan pendidikan bagi anak-anak di Tanah Merah.

Direktur Sanggar Anak Harapan Leni Desinah, atau yang akrab disapa Kak Desboy, menjelaskan penyelenggaraan pendidikan dan ruang aman jadi bekal untuk melindungi anak dari kekerasan. Dengan keyakinan itu, semangat peringatan Hari Anak Nasional (HAN) menjadi momentum istimewa untuk menolak segala bentuk kekerasan terhadap anak.
Kegiatan peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk perlindungan, penghormatan, dan pemenuhan hak anak agar bebas dari berbagai bentuk kekerasan. Sasaran utama kegiatan ini yakni anak-anak, orangtua, dan pemangku kebijakan di lingkungan sekitar, khususnya di wilayah RW 09 Kampung Tanah Merah, Jakarta Utara.
“Melalui rangkaian kegiatan di Hari Anak Nasional, kami mengajak orangtua, pendamping, dan pemangku kebijakan agar ikut serta dan berkomitmen penuh dalam perlindungan anak terhadap berbagai bentuk kekerasan,” kata Desboy di Jakarta, Jumat (22/7).
Secara khusus, ia menegaskan dukungannya terhadap Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) yang diinisiasi DPR RI. Perlindungan terhadap anak di dalam segala sektor kehidupan tentunya akan bermuara pada kesejahteraan anak. Meski demikian, kesejahteraan ibu selaku orangtua juga perlu diperhatikan dan dijamin pemerintah maupun dunia usaha.
BACA JUGA:
“Jangan sampai hak para ibu untuk bekerja dan mengaktualisasikan diri terancam. Atau ibu bahkan mendapatkan intimidasi ketika mengambil cuti hamil dan melahirkan,” kata Desboy.
Pemerintah bersama DPR RI juga perlu memikirkan nasib para ibu yang tidak bekerja. Mereka juga perlu tetap terjamin kesejahteraannya melalui lingkungan yang aman dan sehat. Jaminan itu perlu dilindungi payung hukum yang mengikat sehingga masyarakat memiliki kewajiban untuk melindungi para ibu hamil, melahirkan, dan menyusui.
“Oleh karena itu, suami atau orangtua atau mertua perlu juga memahami bagaimana menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu yang hamil, melahirkan, serta tengah menyusui,” imbuhnya.
Sanggar Anak Harapan merupakan rumah pendidikan yang berada di kawasan Tanah Merah. Sanggar ini tepatnya beralamat di Jl Mandiri 1 Kampung Tanah Merah, No 06, RT 01 RW 09, Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Padatnya penduduk Tanah Merah menyebabkan gesekan antarindividu semakin tinggi. Itu menjadi salah satu sumber kekerasan. Tidak jarang, anak-anak di Tanah Merahmenerima perlakuan kekerasan dan terpaksa mengikuti kemauan orangtua mereka untuk ikut mencari nafkah hingga dini hari. Hal itu dilakukan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di kawasan itu tak tersedia sarana prasarana memadai yang mudah dijangkau untuk menitipkan anak di kala orangtua sedang bekerja. Kemiskinan itu mengakibatkan banyak warga di Tanah Merah mengalami kesulitan dalam mengakses pendidikan. Sanggar Anak Harapan memberi ruang bagi anak-anak di Tanah Merah untuk mengecap pendidikan.
“Yayasan Sanggar Anak Harapan berkomitmen fokus pada pendidikan anak sebagai generasi penerus dengan pendekatan berbasis hak dan nirkekerasan. Sanggar Anak Harapan secara khusus memiliki tujuan pendidikan menciptakan lingkungan ramah anak yang bebas dari kekerasan,” kata Desboy.(*)
BACA JUGA:
Kecemasan Sekolah pada Anak: Penyebab, Tanda, dan Apa yang Harus Dilakukan