Merapi 'Normal', Bandara Adisucipto Ditutup dan Warga Diimbau Tak Panik

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 11 Mei 2018
Merapi 'Normal', Bandara Adisucipto Ditutup dan Warga Diimbau Tak Panik
Sejumlah petani melihat kepulan asap letusan freatik Gunung Merapi di Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (11/5). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Merahputih.com - Bandara Adisutjipto, Yogyakarta ditutup sementara sebagai bentuk dampak dari erupsi Freatik Gunung Merapi.

Dampak erupsi freatik Gunung Merapi yang terjadi sekitar pukul 07.30 WIB, berdasarkan NOTAM B3564/18 yang dikeluarkan oleh AirNav Indonesia, Bandara Adisutjipto Yogyakarta ditutup sementara sejak 10.42 WIB hingga 11.10 WIB dan diperpanjang hingga 11.40 WIB.

Hingga saat ini terdapat 9 penerbangan tertunda terkait penutupan hingga 11.40. Dari 9 penerbangan tersebut terdapat 7 penerbangan keluar Bandara Adisutjipto dan 1 penerbangan yang tertunda berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, dan 1 penerbangan batal mendarat ke Bandara Adisutjipto.

Tujuan tujuh penerbangan keluar Yogyakarta yaitu Singapura, Pontianak, Pekanbaru, Palembang, Surabaya, Jakarta (Cengkareng) 2 penerbangan. Sedangkan 1 penerbangan yang batal mendarat dan kembali ke bandara asal yaitu pernerbangan Batik Air dari Halim Perdanakusuma Jakarta.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan stakeholder bandara dan memantau dampak perkembangan pergerakan debu vulkanik Gunung Merapi terhadap operasional bandara," kata Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi, jumat (11/5).

Hujan abu terjadi di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Sleman Yogyajarta meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak dan sebagian Kecamatan Sleman. Di Slemam hujan abu turun di daerah Jombor, Ngaglik, Pasar Sleman, Jakal KM 10, Godean, Depok dan Gamping. Di Kota Yogyakarta hujan abu di daersh Stasiun Tugu, Bumijo, Malioboro, Gamping, dan Timoho.

merapi

Gunung Merapi mengeluarkan asap putih saat terjadi letusan freatik di Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (11/5). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terjadi letusan freatik Gunung Merapi disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah pada pukul 07.32 WIB. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Hingga saat ini tidak ada erupsi susulan. BPPTK PVMBG tidak merekam adanya peningkatan kegempaan di Gunung Merapi. Pascaerupsi, kegempaan yang terekam tidak mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan. Status Gunung Merapi tetap Normal (Level I).

"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Tidak perlu panik. Lakukan antisipasi. Gunakan masker jika melakukan aktitivitas di luar rumah," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Berdasarkan hasil analisis laporan singkat jumat (11/5) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang dikutip dari laman resminya, aktivitas kegempaan Gunung Merapi dari tanggal 9 Mei 2018 terdeteksi adanya gempa vulkanik (VT) sebanyak 2 kali dan gempa guguran 8 kali.

Pada tanggal 10 Mei terdeteksi gempa vulkanik 4 kali dan gempa guguran 3 kali. Tanggal 11 Mei dari jam 00.00 sampai 08.00 terdeteksi gempa guguran 1 kali dan gempa multi fase 1 kali.

Hasil pemantauan suhu kawah, sekitar 2 jam sebelum erupsi terjadi peningkatan suku kawah di area 3 atau didalam kawah meningkat dari 38.2 Celcius pukul 01:00 WIB menjadi 90.6 oC pukul 08:30 WIB.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau secara instrumental dengan menggunakan EDM dan GPS tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Berdasarkan pengamatan visual, erupsi Gunungapi Merapi terjadi pada tanggal 11 Mei 2018 pukul 7:40 WIB diawali dengan suara gemuruh kecil, dirasakan getaran di seputar Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan dengan durasi selama 10 menit.

merapi
Kawasan Gunung Merapi terlihat dari Jrakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (1/11). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Ketinggian kolom erupsi mencapai 5,5 km di atas puncak. Terjadi hujan abu dan pasir tipis di sekitar Pos Pengamatan G. Merapi Kaliurang. Erupsi berlangsung satu kali dan tidak diikuti erupsi susulan. Pasca erupsi, kegempaan yang terekam tidak mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan.

"Disimpulkan letusan yang terjadi saat ini merupakan letusan minor yang dipicu oleh akumulasi gas vulkanik dan kemungkinan tidak akan diikuti oleh erupsi lebih lanjut. Status aktivitas G. Merapi dinyatakan dalam tingkat Normal," tulis PVMBG.

PVMBG mengimbau masyarakat untuk tenang. Sementara, Kegiatan pendakian Gunung Merapi direkomendasikan hanya sampai di Pasarbubar, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. Kondisi morfologi puncak Gunung Merapi saat ini rawan terjadi longsor, sehingga sangat berbahaya bagi keselamatan para pendaki.

"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," sambungnya. (*)

#Gunung Merapi
Bagikan
Bagikan