MerahPutih.com - Status aktivitas Gunung Merapi naik menjadi Level III atau Siaga sejak Kamis (5/11), membuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiagakan satu unit helikopter jenis Dauphin untuk memantau segala aktivitas penanganan akibat erupsi Gunung Merapi.
Helikopter itu dapat digunakan oleh pemerintah daerah yang mencakup wilayah administrasi Gunung Merapi untuk penanganan jika sewaktu-waktu terjadi erupsi.
Kepala BNPB Doni Monardo menegaska, kehadiran helikopter itu menjadi upaya nyata pemerintah dalam hal mitigasi dan penanganan bencana alam serta sebagai bakti pemerintah dalam memberikan pelayanan untuk masyarakat.
Baca Juga:
Kepala BNPB Percayakan Perkembangan Gunung Merapi ke BPPTKG
"Solus Populi Suprema Lex, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Sehingga semua rencana-rencana yang berhubungan dengan antisipasi erupsi Gunung Merapi harus kita lakukan sebaik mungkin, agar mengurangi risiko, terutama korban jiwa, termasuk juga kerugian harta benda," katanya.
Helikopter tersebut akan dititipkan kepada jajaran TNI dan disiagakan di Lanud Adi Sucipto Yogyakarta.
Badan Geologi maupun Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan dan Geologi (BPPTKG) bisa memanfaatkan helikopter itu untuk memberikan informasi yang akurat dan menjadi dasar penanganan.

Menurut informasi dari BPPTKG, aktivitas Gunung Merapi pada tahun 2020 diprediksi memiliki kesamaan dengan erupsi 2006 silam.
Aktivitas Gunung Merapi tahun 2020 berpotensi memicu terjadinya guguran lahar panas, akan tetapi diperkirakan tidak akan lebih buruk dari erupsi 2010.
Sampai (20/11) BPPTKG memberikan rekomendasi untuk wilayah radius 5 kilometer dari puncak kawah merapi agar dikosongkan dari segala jenis aktivitas manusia dan tidak boleh ditinggali oleh penduduk.
Baca Juga:
Gubernur, Pangdam Hingga Kapolda di Seluruh Indonesia Diingatkan Larang Pengumpulan Massa