Menyusuri Kathmandu, Kota Wisata yang Bangkit dari Keterpurukan

Zulfikar SyZulfikar Sy - Minggu, 28 April 2019
Menyusuri Kathmandu, Kota Wisata yang Bangkit dari Keterpurukan
Kathmandu merupakan ibu kota sekaligus kota wisata Nepal. (Foto: Pixabay/willthomas)

NEPAL merupakan salah satu negera wisata dunia. Terutama di kalangan traveller pencinta alam, Nepal salah satu destinasi wajib untuk dikunjungi. Ada Annapurna Base Camp (ABC) hingga jalur pendakian ke puncak tertinggi dunia Everest.

Tapi, wisata kota Nepal juga tak boleh diabaikan. Ada Kathmandu sebagai ibu kota kekaligus kota wisata di Nepal.

Dikutip Arah Destinasi, kini Kathmandu menjadi kota berdebu pasca bencana gempa Nepal 2015 lalu. Namun demikian, pesonanya tak penah hilang. Kathmandu terus bangkit.

1. Kathmandu masih dalam perbaikan

Khatmandu masih dalam perbaikan. (Foto: Pixabay/travelphotographer)
Kathmandu masih dalam perbaikan. (Foto: Pixabay/travelphotographer)

Di kawasan Thamel misalnya, kawasan turis di Kathmandu, dan objek-objek wisata bersejarah, bangunan-bangunan tua berdiri cantik meski kemegahannya tertutup debu dan terkadang tak lagi tegak akibat gempa berkekuatan 7,8 magnitudo yang terjadi tahun 2015.

Gempa besar itu memang sudah berlalu. Namun, kerusakannya sampai sekarang masih terlihat. Di berbagai bagian kota Kathmandu, terutama situs-situs warisan budaya, pembangunan kembali terus berlangsung. Toko, rumah masih banyak yang berpenyangga bambu, salah satu ciri khas tengah dalam perbaikan.

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Tibetan Village, Lokasi Transit Populer di Jalur Pendakian Annapurna Base Camp

2. Biaya masuk ke tempat wisata yang lebih tinggi

 Khatmandu masih dalam perbaikan pasca bencana. (Foto: Pixabay/Simon)
Kathmandu masih dalam perbaikan pasca bencana. (Foto: Pixabay/Simon)

Memperbaiki kerusakan yang terjadi karena gempa butuh waktu dan biaya. Tempat-tempat wisata bersejarah yang masuk dalam situs warisan dunia UNESCO dan mengalami kerusakan parah, menarik bea masuk lebih tinggi.

Patan Durbar Square misalnya, mematok harga tiket sebesar 1.000 rupee atau sekitar Rp140.000. Bhaktapur sebesar 1.500 rupee atau sekitar Rp210.000. Bandingkan dengan Boundanath (Budha Stupa) yang masih utuh dengan tiket masuk seharga 400 rupee atau sekitar Rp 56.000.

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Menikmati Pesona Pulau Dewata di Ubud

3. Bangunan-bangunan bersejarah tetap terlihat megah

 Bangunan-bangunan bersejarah tetap terlihat megah. (Foto: Pixabay/bijayyadav)
Bangunan-bangunan bersejarah tetap terlihat megah. (Foto: Pixabay/bijayyadav)

Kerusakan yang terjadi akibat gempa memang membuat prihatin. Meski demikian, keindahan dan kemegahan bangunan-bangunan berusia ratusan tahun itu tetap memancar kuat. Pesona Kathmandu tetap jadi magnet.

Thamel tempat berkumpul wisatawan. Homestay, hotel, kafe, restoran, kios, kaki lima, hingga kios-kios suvenir berjajar sepanjang jalan. Menyaksikan Kathmandu menggeliat di pagi hari sungguh menyenangkan. Dari sunyi berlahan ramai hingga akhirnya debu berpacu dengan bunyi klason kendaraan roda dua dan empat.

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Bingung Bawa Keluarga Liburan ke Mana? Wisata Outdoor Terfavorit Dunia Ini Pasti Memikat


4. Kathmandu bangkit di tengah kesadaran wisata penduduk setempat

Masyarakat Khatmandu bangkit di tengah kesadaran wisata penduduk setempat
Masyarakat Kathmandu bangkit di tengah kesadaran wisata penduduk setempat


Ibu Kota Nepal itu sungguh kota pariwisata. Hampir semua penduduknya ramah ketika ditanya. Pelayanan di hotel dan kafe-kafe pun hampir semuanya menyenangkan. Masyarakatnya sadar wisata, meski belum semuanya sadar kebersihan.

Nah, di tengah populernya wisata alam pendakian di Nepal, jangan lupa untuk berwisata sejenak di Kathmandu. Kota ini merupakan salah satu kota tempat tujuan populer bagi turis Barat sejak 1960-an sebagai pemberhentian utama hippie trail. (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: 18 Padang Golf Terindah Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia

Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan