Menuju Endemi COVID-19, Menkes: Masyarakat Harus Taat Prokes

Mula AkmalMula Akmal - Rabu, 18 Mei 2022
Menuju Endemi COVID-19, Menkes: Masyarakat Harus Taat Prokes
Penting, perlindungan keluarga di masa transisi pandemi ke endemi.(foto: pexels-ketut-subiyanto)

Merahputih.com- Peralihan menuju endemi COVID-19 sudah di depan mata. Salah satunya soal arahan Presiden Joko Widodo terkait pelonggaran penggunaan masker dalam ruangan terbuka.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadin Sadikin menuturkan, salah satu tahapan menuju endemi COVID-19 adalah masyarakat bertanggungjawab akan disiplin kesehatan diri.

Baca Juga:

Kasus Harian dan Kematian Turun, Indonesia Optimistis Endemi Segera Terwujud

"Perlunya pemahaman masyarakat bahwa tanggung jawab kesehatan ada pada diri masing-masing individu," kata Budi, Rabu (18/5).

Menurut Budi, jika melihat dari sejarah pandemi dalam kehidupan manusia, transisi terjadi ketika masyarakat sudah menyadari pentingnya protokol hidup di dirinya dan keluarganya masing-masing.

Ada beberapa latar belakang yang menjadi dasar Pemerintah mengambil langkah transisi secara bertahap. Seperti, adanya kenaikan kasus yang disebabkan adanya varian baru.

Hal ini jauh lebih menentukan dibandingkan adanya acara-acara besar seperti periode tahun baru dan lebaran. Dan sebagaimana kenaikan di beberapa negara di dunia diakibatkan varian baru. Lalu, kekebalan atau antibodi masyarakat di Indonesia khusus pulau Jawa - Bali, sudah cukup tinggi.

Dari hasil sero survei yang dilakukan Pemerintah pada Desember 2021 dan Maret 2022, terlihat ada kenaikan cukup signifikan khususnya di Jawa - Bali. Pada hasil sero survei Desember lalu, angkanya mencapai 93 persen yang didapat dari vaksin maupun infeksi COVID-19.

Baca Juga:

Skema Menuju Endemi COVID-19 Menunggu Evaluasi Mudik

Sementara, hasil sero survei sebelum masa mudik lebaran pada grup orang yang sama, angkanya terjadi kenaikan dari 93 persen menjadi 99,2 persen.

"Data menarik lainnya, kadar antibodinya juga jauh lebih tinggi," jelas Budi yang juga mantan Wakil Menteri BUMN ini.

Jika pada Desember lalu rata-rata ordenya di angka ratusan, sekitar 500 - 600, di bulan Maret kadar anti bodinya naik ke orde ribuan di angka 7 ribu - 8 ribu.

Hal ini membuktikan selain antibodi tumbuh, tetapi kadar antibodinya juga naik lebih tinggi. Alasannya karena banyak masyarakat yang sudah divaksin kemudian terkena Omicron. Dan hasil riset bahwa kombinasi dari vaksinasi ditambah infeksi maka akan membentuk super immunity yang bisa bertahan lama.

Berdasarkan data ini, Budi melihat masyarakat sudah memiliki daya tahan terhadap varian baru yang sudah beredar di dunia cuuillkup baik.

"Sehingga demikian, kita melihat secara bertahap, kita bisa mulai melakukan langkah-langkah transisi awal dari pandemi menuju endemi," jelas Budi. (Knu)

Baca Juga:

COVID-19 Terkendali, KSP: Skema Menuju Endemi Semakin Dekat

#Endemi #COVID-19
Bagikan
Bagikan